BI: Utang Luar Negeri Indonesia Triwulan I 2017 Naik 2,9 Persen

Reporter

Rabu, 17 Mei 2017 08:02 WIB

TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia menyatakan utang luar negeri Indonesia pada akhir triwulan I pada 2017 mencapai US$ 326,3 miliar atau tumbuh 2,9 persen yoy. Jumlahnya meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 2 persen yoy.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) relatif stabil di kisaran 34 persen seperti pada akhir triwulan IV 2016. "Jika dibandingkan dengan triwulan I 2016, rasio ULN menurun yaitu sebesar 37 persen," kata dia seperti dilansir keterangan tertulis, Selasa, 16 Mei 2017.

Berdasarkan kelompok peminjam, peningkatan utang luar negeri dipengaruhi kontraksi pertumbuhan utang luar negeri swasta yang lebih kecil di triwulan I 2017 yaitu sebesar -3,6 persen yoy. Triwulan sebelumnya, utang luar negeri swasta mencapai -5,5 persen yoy. Nilai utang luar negeri swasta mencapai US$ 159,9 miliar.

Baca: Peraturan BI Diterapkan, Utang Luar Negeri Swasta Turun

Tirta mengatakan posisi utang luar negeri swasta pada akhir triwulan I tahun ini terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas, dan air bersih. Pangsa utang luar negeri keempat sektor tersebut terhadap total utang luar negeri swasta mencapai 76,5 persen.

Pertumbuhan tahunan utang luar negeri sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih meningkat dibandingkan dengan triwulan IV 2016, sementara utang luar negeri sektor pertambangan dan sektor keuangan masih mengalami kontraksi pertumbuhan.

Utang luar negeri sektor publik pun tumbuh melambat dari 11 persen yoy pada triwulan sebelumnya menjadi 10 persen yoy. Jumlahnya tercatat sebesar US$ 166,5 miliar. Rasio utang luar negeri sektor publik mencapai 51 persen dari total utang luar negeri.

Simak: BI: Pembangunan Indonesia Masih Bergantung pada Utang Luar Negeri

Berdasarkan jangka waktu asal, pertumbuhan utang luar negeri jangka panjang melambat. Tirta mengatakan posisi utang luar negeri jangka panjang yang mendominasi utang luar negeri Indonesia pada akhir triwulan I 2017 tercatat sebesar US$ 282,4 miliar atau 86,5 persen dari total utang luar negeri Nilainya tumbuh 1,1 persen yoy atau sedikit melambat dibandingkan triwulan IV 2016 yang tumbuh sebesar 1,5 persen yoy.

Sementara itu pertumbuhan utang luar negeri jangka pendek meningkat. Pada akhir triwulan I 2017, nilainya sebesar US$ 43,9 miliar atau 13,5 persen dari total utang luar negeri. Utang tumbuh 16,3 persen yoy atau meningkat dibandingkan dengan triwulan IV 2016 yang tumbuh sebesar 6,0 persen yoy.

Tirta mengatakan rasio utang jangka pendek terhadap cadangan devisa sedikit meningkat dibandingkan triwulan IV 2016. Jumlahnya naik dari 35,3 persen pada triwulan IV 2016 menjadi 36,1 persen pada triwulan I 2017.

Menurut Tirta, Bank Indonesia memandang perkembangan utang luar negeri pada triwulan I 2017 tetap sehat. "Namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional," katanya.

Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan utang luar negeri, khususnya utang luar negeri sektor swasta. "Ini untuk memberikan keyakinan bahwa utang luar negeri dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi," ujarnya.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

21 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

5 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya