Uang Lusuh di Bali Capai Rp 8,46 Triliun, BI: Tak Layak Edar  

Reporter

Editor

Elik Susanto

Senin, 8 Mei 2017 04:46 WIB

Seorang petugas Bank Indonesia menghitung uang kertas lama dan rusak, di Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (5/6). Untuk menjaga uang rupiah yang beredar berada dalam kualitas yang baik, BI menerapkan kebijakan penukaran atau penggantian uang tidak layak edar. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Denpasar - Bank Indonesia Provinsi Bali mencatat selama 2016 jumlah uang tidak layak edar alias lusuh di Pulau Dewata mencapai Rp 8,46 triliun atau naik dari tahun sebelumnya, Rp 5,22 triliun. "Kenaikan uang tidak layak edar selama 2016 itu mencapai 62 persen," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Minggu, 7 Mei 2017.

Causa menambahkan, selama triwulan pertama 2017, BI mendapatkan Rp 1,49 triliun uang tidak layak edar. Ini merupakan uang yang di antaranya sudah lusuh, sebagian didapatkan dari setoran perbankan ke bank sentral dan hasil penukaran di kas keliling.

Selama 2016 Bank Sentral meningkatkan aktivitas kas keliling yang mencapai 113 kali dibanding tahun 2015, yang mencapai 89 kali. Kas keliling menyasar masyarakat di daerah yang jauh dari pusat kota dan pasar-pasar tradisional.

Causa mengatakan Bank Sentral mengajak masyarakat mewujudkan uang bersih atau clean money policy, mengingat Bali merupakan daerah wisata dunia, sehingga kedaulatan uang rupiah harus ditunjukkan kepada masyarakat internasional.

BI, menurut Causa, telah memusnahkan uang tidak layak edar, termasuk uang tidak layak edar yang didapatkan pada triwulan pertama tahun ini melalui prosedur ketat. BI Bali tahun lalu juga mengerahkan tim khusus untuk memburu uang lusuh di Bali untuk ditukarkan dengan uang berkualitas bersih dan baik.

Tim tersebut menyasar warga, juga pedagang di kios dan pasar-pasar tradisional di Denpasar, yang memiliki uang lusuh untuk ditukarkan.

ANTARA

Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

3 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

6 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya