Pengangguran Turun, Pemerintah Diminta Waspadai Bonus Demografi

Reporter

Sabtu, 6 Mei 2017 08:17 WIB

Salah satu stan dalam acara career builder.co.id di gedung smesco, Jakarta, 11 Juni 2015. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, dalam kurun waktu satu tahun, tingkat pengangguran di Indonesia mengalami penambahan sebanyak 300 ribu jiwa. Tempo: Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta -Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dzulfian Syafrian menyambut positif turunnya tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2017 sebesar 0,28 persen. Angka pengangguran turun dibandingkan Februari 2016 atau 0,17 persen.

Baca: BPS: Angka Pengangguran Menurun pada Februari 2017


Menurut dia, hal tersebut menunjukkan penyerapan tenaga kerja meningkat. "Namun, naiknya jumlah masyarakat yang masuk dalam kategori angkatan kerja sebesar 6,11 juta orang dibandingkan Agustus 2016 atau 3,88 juta dibandingkan Februari 2016 harus diwaspadai pemerintah karena hal ini bisa menjadi dua mata pisau," kata Dzulfian dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 5 Mei 2017.

Baca: BPS: Pengangguran Turun 530 Ribu di Kuartal III 2016

Dzulfian berujar, besarnya masyarakat yang tergabung dalam angkatan kerja dapat menjadi modal pembangunan. Masyarakat tengah berada dalam usia produktif. "Apalagi negara-negara maju seperti Eropa atau Jepang justru sedang mengalami masyarakat yang menua atau ageing society," ujar Dzulfian.

Menurut Dzulfian, peningkatan jumlah angkatan kerja tersebut menjadi bonus demografi bagi Indonesia. Bonus demografi itu, kata dia, dapat mendongkrak perekonomian secara cepat jika dikelola dengan tepat. "Namun, jika pemerintah tidak mampu mengelolanya, bonus demografi bisa menjadi beban demografi," tuturnya.

Beban demografi, Dzulfian menilai, dapat terjadi apabila lapangan kerja tidak tersedia bagi penduduk berusia produktif. "Alhasil, ancaman pengangguran muda akan sangat besar. Jika hal ini terjadi, ini akan menjadi beban bagi Indonesia karena konsekuensi pengangguran akan sangat besar, seperti meningkatnya kriminalitas, radikalisme, dan lain-lain."

Dzulfian pun mendesak agar penciptaan lapangan kerja baru dan peningkatan kualitas lapangan kerja menjadi fokus utama pemerintah selama fase bonus demografi ini. "Khusus untuk penciptaan lapangan pekerjaan yang lebih berkualitas, hal ini penting untuk diperhatikan karena 58 persen pekerjaan di Indonesia masih kurang berkualitas," ujarnya.

Menurut Dzulfian, salah satu kebijakan yang dapat ditempuh pemerintah dalam emperbaiki lapangan kerja adalah ekonomi berorientasi investasi. "Stabilitas ekonomi dan politik serta ketersediaan infrastruktur adalah dua agenda besar yang harus disiapkan pemerintah jika hendak mengamankan investasi dan memperbaiki kualitas pekerjaan bagi masyarakat."

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

9 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

13 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

10 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

10 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

10 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

10 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

10 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

10 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

10 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

28 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya