Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti (kedua kanan) mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 5 April 2017. Rapat ini juga membahas penindakan pelanggaran penyelundupan benih Lobster. ANTARA/M Agung Rajasa
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menilai Indonesia belum sepenuhnya mampu menggarap sektor kelautan dan perikanan yang memiliki nilai jumbo hingga US$1,33 triliun. Nilai tersebut setara dengan Rp 19.000 triliun. Dengan potensi sebesar itu, Kepala Negara berharap minimal 10 persen dari potensi nilai itu bisa digarap.
"Tapi, kalau pengelolaannya hanya rutinitas, monoton, tidak melakukan terobosan, jangan harap angka ini bisa kita dapatkan. 10 persen saja sudah bagus," kata Presiden Joko Widodo, Kamis, 4 Mei 2017.
Tidak hanya itu, Indonesia selama berpuluh-puluh tahun pun belum fokus akan ilmu pengetahuan dan teknologi serta riset di sektor kelautan dan perikanan.
Presiden berharap Indonesia fokus pada bidang ini sehingga potensi sumber daya alam dapat digali dan dirasakan masyarakat. Ambil contoh, penggunaan cantrang oleh nelayan selama bertahun-tahun.
"Nelayan jangan terus diajak bekerja dengan pola yang lama. Harus berani kita loncat ke dunia yang lain. Sudah berapa puluh tahun kita berurusan dengan cantrang. Setiap tahun urusan cantrang, enggak ada habisnya sehingga melupakan strategi besar yang lain yang memiliki nilai tambah yang lebih baik," katanya.
Presiden Joko Widodo mengungkit soal offshore aquaculture atau budidaya perikanan lepas pantai yang belum digarap maksimal oleh nelayan. Padahal, offshore aquaculture mengandung nilai tambah puluhan kali lipat dibandingkan dengan penangkapan ikan.
"Bukan barang mahal, hanya Rp47 miliar. Kalau kita belum bisa kerjakan sendiri, kerja samakan, biar ada transfer of knowledge. Tanpa itu kita tidak akan pernah meloncat. Kita itu terlalu rutinitas, terlalu monoton, terlalu linier, padahal dunia berubah cepat sekali," ucapnya.
RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran
20 Juli 2023
RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran
Pemerintah akan menggelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan (Archipelagic and Island States/Ais Forum) pada 10-11 Oktober 2023 di Bali. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Kemenko Marves menyebut, forum tersebut akan menghadirkan delegasi dari 51 negara anggota Ais Forum.