Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Bogor - Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno ingin agar seluruh BUMN bekerja sama dan bersinergi untuk menekan jumlah BUMN yang merugi. Pada triwulan I 2017 ini, tercatat 25 BUMN merugi dengan nilai kerugian mencapai Rp 3 triliun.
Salah satu strategi Rini, jika BUMN ingin membuat program penghijauan, bibit bisa dibeli dari BUMN yang memiliki aktivitas pembibitan. "Ada dua BUMN yang aktivitasnya pembibitan. BUMN tolong coba lihat dari sini suplai bibitnya," kata Rini di Wikasatrian, Bogor, Jumat, 28 April 2017.
Selain itu, Rini ingin agar beberapa anak perusahaan BUMN yang bergerak di sektor yang sama melakukan merger. "Umpamanya, KAI, Garuda, Damri, Angkasa Pura, mereka ada logistic cargo. Kan sama aktivitasnya. Tahun ini kita akan keras sekali tekankan bahwa ini perlu di-merge."
Rini juga mengatakan BUMN bisa membeli produk dari perusahaan-perusahaan yang merugi. "Kita punya pabrik bahan untuk batik (Primissima). Tahunan rugi terus. Kita punya ini tapi Bank Mandiri bikin seragam enggak pernah ke sana. BRI sudah mulai memesan. Di 2016, dia mulai untung."
Pada triwulan I 2017, terdapat 25 BUMN yang merugi. Menurut Sekretaris Menteri BUMN Imam Apriyanto Putro, kerugian yang dialami 25 BUMN tersebut sekitar Rp 3 triliun. Pada 2017, ditargetkan hanya lima BUMN yang merugi dengan nilai Rp 499 miliar.
Berdasarkan data Kementerian BUMN, nilai kerugian BUMN ini menurun jika dibandingkan triwulan I 2016 yang mencapai Rp 3,2 triliun dari 27 BUMN. Sedangkan nilai kerugian BUMN pada 2016 secara keseluruhan mencapai Rp 5,6 triliun dari 22 BUMN.
Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan, Serikat Pekerja: Belum Punya Uang
12 hari lalu
Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan, Serikat Pekerja: Belum Punya Uang
Ketua Umum Serikat Pekerja Indofarma, Meida Wati mengatakan, bahwa sejak aksi damai pada 5 April 2024, perusahaan belum bisa memastikan kapan bakal melunasi gaji seribuan karyawan Indofarma.