BI: Inflasi Minggu Keempat April di Level 0,08 Persen

Reporter

Editor

Setiawan

Jumat, 28 April 2017 15:50 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, angka inflasi pada pekan keempat berada di angka 0,08 persen. "Inflasi kita berdasarkan survei April minggu keempat di 0,08 persen. Kita lihat secara tahunan (yoy) bisa di 4,17 persen," ucapnya di Bank Indonesia, Jumat, 28 April 2017.

Menurut Agus, faktor pemicu inflasi disebabkan oleh beberapa faktor yakni kenaikan harga listrik dan naiknya harga kebutuhan pokok terutama daging ayam. Meski demikian, hal tersebut masih dapat dikendalikan karena ada beberapa bahan
makanan lain seperti bawang merah dan sayuran yang justru mengalami deflasi.

Baca: Inflasi 2016 Terendah Sejak 2010

Ada pun untuk pangan bergejolak atau volatile food, BI berharap hal tersebut dapat dikelola agar inflasinya di bawah 3 persen. "Secara umum, yang lain ada deflasi. Ini yang terus dikelola dan kami tentu kelola dan koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah sebelum puasa," kata Agus.

Agus menambahkan, dari sisi eksternal secara umum kondisi global masih kondusif. Hal tersrbut terlihat dari kondisi geo politik di Eropa, salah satunya pemilu di Prancis terkendali dan tidak mengarah terhadap keluarnya risiko Prancis dari Uni Eropa.

Adapun di Amerika, meski Presiden Donald Trump mengeluarkan kebijakan penurunan pajak yang berisiko keluarnya dana asing dari dalam negeri, hal tersebut tak direspon secara berlebihan oleh investor. "Dari AS ada kebijakan pajak cukup
progresif. Tapi kelihatannya respon tidak besar, karena diyakini ini ada pembahasan dengan kongres (di AS)."

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2017 terjadi deflasi 0,02 persen. Sebelumnya pada Februari terjadi inflasi sebesar 0,23 persen dan laju inflasi Januari 2017 sebesar 0,97 persen. Dengan demikian, tingkat inflasi tahun
kalender (Januari-Maret) 2017 sebesar 1,19 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2017 terhadap Maret 2016) sebesar 3,61 persen.

Simak: Tarif Listrik Naik, BPS Ingatkan Inflasi Maret dan Mei

Deflasi pada Maret lalu terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran. Yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,66 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan
sebesar 0,13 persen.

Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,31 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,30 persen; kelompok sandang sebesar 0,18 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,21 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,08 persen.

DESTRIANITA

Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

4 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

6 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya