Prodia Raih Laba Bersih Rp 32,31 Miliar di Kuartal I 2017

Reporter

Editor

Setiawan

Jumat, 28 April 2017 11:22 WIB

Direktur Utama PT Prodia Widyahusada, Tbk. Dewi Muliaty saat meresmikan Prodia Women's Health Centre di Kebayoran Baru, Jakarta, 8 Maret 2017. TEMPO/Rini K

TEMPO.CO, Jakarta - PT Prodia Widyahusada Tbk (kode saham: PRDA) berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 33,8 persen menjadi Rp 32,31 miliar pada kuartal I 2017. Sejalan dengan pertumbuhan laba, pendapatan emiten yang bergerak
di bidang laboratorium klinik kesehatan ini juga naik 6,5 persen menjadi sebesar Rp 331,57 miliar, dengan EBITDA bertumbuh 4,2 persen menjadi Rp 52,15 miliar.

Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan, pencapaian selama tiga bulan pertama 2017 ini menunjukkan bahwa fundamental perusahaan semakin solid. Hal ini sejalan dengan strategi Prodia untuk terus memperluas jejaring layanan dan menambah berbagai varian tes baru sesuai kebutuhan konsumen.

Baca: PT Prodia Widyahusada Tbk Resmi Melantai di Bursa

“Kami bersyukur kinerja Prodia terus bertumbuh dan dapat melayani lebih banyak masyarakat dengan bertambahnya jejaring layanan di berbagai daerah di Indonesia. Dengan fundamental yang semakin solid, kami optimistis Prodia akan terus menjaga
momentum pertumbuhan positif ini secara berkelanjutan,” tutur Dewi dalam siaran tertulisnya, Jumat, 28 April 2017.

Berdasarkan proyeksi Frost & Sullivan, sebuah lembaga riset independen global, belanja kesehatan per kapita Indonesia akan meningkat menjadi USD 110,8 pada tahun 2017. Perkiraan kenaikan belanja kesehatan ini sejalan dengan proyeksi
pertumbuhan ekonomi oleh Bank Indonesia di 2017 sebesar 5- 5,4 persen.

Dengan tambahan modal pasca IPO tahun lalu, Prodia akan terus melakukan ekspansi jejaring dan meningkatkan layanan dengan menggunakan teknologi diagnosis terbaru. “Selain memperkuat fundamental bisnis Prodia, strategi ini merupakan langkah konkret Prodia dalam mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia,” kata Dewi.

Pada kuartal I 2017, Prodia telah menambah, 9 unit Point of Care (POC), dua laboratorium rumah sakit. Pada awal Maret 2017, Prodia meresmikan Prodia Womens Health Centre (PWHC) sebagai pusat kesehatan khusus bagi perempuan berbasis
women-wellness yang pertama di Indonesia dengan teknologi diagnostik terbaru. Sejalan dengan meluasnya jejaring layanan, pada kuartal I 2017 jumlah tes yang dilakukan Prodia telah mencapai 3.178.415 tes dengan jumlah kunjungan pasien sebanyak 553.366 kunjungan pasien.

Baca: Dua Emiten Catat Saham Perdana di BEI Pekan Ini

Direktur Operasi Prodia, Andri Hidayat mengatakan hingga akhir Maret 2017, Prodia telah mengoperasikan jejaring layanan sebanyak 268 outlet. Terdiri dari 129 laboratorium klinik (termasuk 4 diantaranya dengan tambahan izin dan
layanan klinik Prodia Health Care/PHC) , 1 PHC stand alone, 2 klinik khusus, 11 laboratorium rumah sakit, dan 125 Point of Care (POC) Service di klinik dokter yang tersebar di 31 propinsi dan 111 kota di Indonesia.

Hingga akhir kuartal I 2017, aset Prodia mencapai Rp 1,83 triliun atau tumbuh 0,73 persen dari posisi 31 Desember 2016 sebesar Rp 1,82 triliun.

DESTRIANITA

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

6 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

38 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya