Daging Sapi Impor Mulai Didistribusikan Di Jawa barat
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, untuk saat ini, pemerintah belum berencana membuka kembali keran impor daging menjelang bulan Ramadan. Kebutuhan daging saat ini masih tercukupi dari impor daging India.
“Stok aman. Enggak ada (rencana tambahan impor). Daging banyak. Sekarang ini sudah ada dan tersedia, dan itu akan jalan terus,” kata Enggar saat ditemui setelah mengikuti rapat koordinasi pangan di Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa, 25 April 2017.
Enggar menuturkan, sebelumnya, pemerintah telah membuka keran impor daging dari India dengan kuota 100 ribu ton. Selama kuota tersebut belum terpenuhi, pemerintah tak akan membuka lagi keran impor. “Statement saya, daging dari India akan terus berjalan sampai 100 ribu ton,” ucapnya.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan pada 21 April lalu, rata-rata nasional harga daging sapi telah menyentuh Rp 114.910 per kilogram. Angka tersebut naik dari hari sebelumnya sebesar Rp 114.790 per kg.
Menanggapi kenaikan harga yang secara harian tersebut, Enggar menyarankan masyarakat mulai belajar mengkonsumsi daging beku. “Harga daging beku di seluruh Indonesia sudah Rp 80 ribu per kg. Makanya tugas media mengedukasi masyarakat. Jadi daging beku itu sebenarnya konsumsi yang sehat,” tuturnya.
Menurut Enggar, daging beku memiliki kelebihan dibanding daging segar karena dipercaya lebih higienis. Itulah alasan beberapa restoran menyiapkan stok daging beku. “Coba kamu pergi ke restoran, mana ada mereka menyiapkan daging segar untuk steak. Itu dilarang karena tidak higienis. Daging di semua hotel berbintang harus dibekukan dulu. Dengan demikian, kumannya mati.”
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
10 hari lalu
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.