Perpanjangan Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport Disetujui  

Selasa, 25 April 2017 09:59 WIB

Sejumlah Haul Truck dioperasikan di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua, 19 September 2015. PT Freeport Indonesia kini mendapat izin ekspor dengan kuota mencapai 775.000 ton konsentrat tembaga untuk periode Juli 2015 - Januari 2016. ANTARA/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan telah menyetujui perpanjangan ekspor tambang olahan tembaga T.00 Freeport Indonesia pekan lalu. Izin berlaku hingga 16 Februari 2018.

"Surat persetujuan ekspor sudah terbit. Tinggal diambil perusahaan," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan kepada Tempo, Jumat malam, 21 April 2017.

Oke mengatakan surat permohonan diajukan Freeport pada 21 April 2017. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memberi kuota penjualan konsentrat 1,13 juta ton selama setahun. Rekomendasi ekspor diberikan setelah Kementerian Energi menerbitkan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) pada 10 Februari lalu.

Kementerian Perdagangan memberi kuota ekspor lebih rendah dari realisasi penjualan konsentrat Freeport pada tahun lalu. Pada 2016, berdasarkan hasil konsolidasi laporan surveyor yang diterima Kementerian Perdagangan, ekspor konsentrat Freeport mencapai 1,17 juta ton. Mineral olahan itu dijual perusahaan ke Jepang, Korea Selatan, Cina, India, dan Filipina.

Juru bicara Freeport, Riza Pratama, mengatakan perusahaan bakal meningkatkan produksi secara perlahan. Produksi konsentrat sempat nol pada awal tahun lalu lantaran ekspor berhenti dan fasilitas pemurnian tembaga di Gresik tidak beroperasi. Pada Maret lalu, smelter hasil kerja sama Freeport dengan Mitsubishi tersebut kembali beroperasi. "Produksi kami akan bertahap sesuai dengan kapasitas yang bisa diserap," ujarnya.

Sebelumnya, Freeport ogah menjual hasil tambang olahannya ke luar negeri. Pasalnya, Kementerian Keuangan melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.010/2017 mewajibkan perusahaan membayar bea keluar yang besarannya sesuai dengan kemajuan pembangunan fasilitas pemurnian mineral (smelter).

Jika mengacu pada regulasi itu, Freeport wajib membayar bea keluar 7,5 persen. Besaran bea itu berlaku bagi perusahaan yang membangun smelter tidak melebihi 30 persen dari rencana. Realisasi smelter Freeport mandek di angka 14 persen sejak awal tahun lalu.

Belakangan, Freeport menyanggupi persyaratan pemerintah. Namun bea keluar yang wajib disetor tidak sesuai dengan peraturan atau hanya 5 persen. Jumlah itu juga lebih rendah dari bea keluar yang ditetapkan pemerintah pada periode ekspor sebelumnya. Riza mengklaim besaran itu sudah disetujui pemerintah. "Sudah disetujui bea keluarnya," ucapnya.

ROBBY IRFANY

Berita terkait

Bahlil Sebut Izin Freeport Diperpanjang sampai 2061, Tunggu Revisi PP Minerba

3 hari lalu

Bahlil Sebut Izin Freeport Diperpanjang sampai 2061, Tunggu Revisi PP Minerba

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan proses perpanjangan izin Freeport, yang habis pada 2041, hampir selesai.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

11 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

12 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Riwayat Saham Freeport Indonesia: Dijual ke Bakrie dan Dibeli Lagi, Kini 61 Persennya Diincar RI

20 hari lalu

Riwayat Saham Freeport Indonesia: Dijual ke Bakrie dan Dibeli Lagi, Kini 61 Persennya Diincar RI

Presiden Jokowi memerintahkan divestasi saham lanjutan PT Freeport Indonesia sehingga negara mempunyai saham 61 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Freeport Bukan Milik Amerika Lagi

36 hari lalu

Jokowi: Freeport Bukan Milik Amerika Lagi

Presiden Jokowi kembali mengingatkan bahwa Indonesia merupakan mayoritas pemegang saham PT Freeport.

Baca Selengkapnya

Freeport Produksi 1,6 Miliar Pon Tembaga dan 1,9 Juta Ons Emas per November 2023

3 Desember 2023

Freeport Produksi 1,6 Miliar Pon Tembaga dan 1,9 Juta Ons Emas per November 2023

Hingga November tahun ini, PT Freeport Indonesia telah memproduksi 1,6 miliar pon tembaga dan 1,9 juta ons emas .

Baca Selengkapnya

Freeport Rogoh USD 370 Juta untuk Tutup Tambang Tembagapura pada 2041, Untuk Apa?

2 Desember 2023

Freeport Rogoh USD 370 Juta untuk Tutup Tambang Tembagapura pada 2041, Untuk Apa?

Freeport menyiapkan dana sebesar 370 juta dolar AS untuk menutup tambang di Tembagapura.

Baca Selengkapnya

Sejarah Konsesi Tambang PT Freeport Indonesia yang Kembali Diperpanjang hingga 2061

19 November 2023

Sejarah Konsesi Tambang PT Freeport Indonesia yang Kembali Diperpanjang hingga 2061

Izin operasi tambang perusahaan Freeport Indonesia kembali diperpanjang hingga 2061. Begini awal mula konsesi tambang tembaga dan emas di Papua ini.

Baca Selengkapnya

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

16 November 2023

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

Fajar Hirawan mengatakan kinerja perdagangan ekspor dan impor yang menurun atau terkontraksi pada Oktober 2023 terjadi akibat fenomena global.

Baca Selengkapnya

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

15 November 2023

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

Coldplay akan menyelenggarakan konser perdananya pada hari ini. Kehebohan warganet menjelang hari H terlihat di media massa sejak beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya