Bank Indonesia Tahan Suku Bunga 4,75 Persen

Reporter

Editor

Budi Riza

Kamis, 20 April 2017 19:18 WIB

TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) tetap sebesar 4,75 persen. BI juga menetapkan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 4,00 persen dan Lending Facility tetap sebesar 5,50 persen.

Keputusan ini diambil untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan seiring membaiknya prospek ekonomi global tengah. "Prospek ekonomi memang tengah membaik tetapi Bank Indonesia tetap akan fokus untuk mendorong berlanjutnya proses pemulihan perekonomian domestik," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia di Gedung Bank Indonesia, Kamis, 20 April 2017. "Koordinasi dengan Pemerintah akan terus dilanjutkan untuk mengendalikan inflasi dan mendorong kelanjutan reformasi struktural."


Baca: BI Tetap Beroperasi Saat Pencoblosan Pilkada 2017

Keputusan yang dihasilkan usai Rapat Dewan Gubernur BI selama 18 dan 20 April 2017 itu menyatakan perbaikan ekonomi Amerika, Eropa, dan Tiongkok, telah mendorong perbaikan ekonomi global.


"Ekonomi Amerika Serikat semakin meningkat akibat didukung konsumsi, kondisi ketenagakerjaan yang positif, dan investasi yang kembali bergairah," kata Tirta. Kenaikan harga minyak telah memperbaiki investasi, terutama di sektor energi.

Sementara itu, perekonomian Eropa juga berpeluang untuk meningkat sebagai hasil dari perbaikan ekspor dan konsumsi. "Lalu Tiongkok, yang perekonomian diprediksi akan tetap kuat, karena didukung oleh konsumsi dan investasi, terutama infrastruktur," kata Tirta.


Simak: Sri Mulyani Sebut Rasio Utang Cukup Tinggi, Namun....

"Meskipun demikian, sejumlah resiko tetap harus diwaspadai, di sisi domestik seperti dampak penyesuaian administered prices terhadap inflasi," kata Tirta. Administered prices mengacu kepada harga produk dan layanan yang besarannya ditetapkan pemerintah seperti listrik dan bahan bakar minyak. Resiko lain, kata Tirta, adalah masih berlanjutnya konsolidasi korporasi dan perbankan, yang menyebabkan belum optimalnya dampak stimulus perekonomian.

Sementara untuk sisi global, Tirta menambahkan jika wacana penurunan besaran neraca bank sentral Amerika Serikat juga harua tetap diwaspadai. "Harus dicermati dampaknya terhadap pasar keuangan global terkait wacana itu, selain juga resiko dari kelanjutan kenaikan suku bunga The Fed.

FAJAR PEBRIANTO | BUDI R

Advertising
Advertising

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya