Mata uang dollar Amerika dan Yuan Cina. REUTERS/Jason Lee/Illustration/
TEMPO.CO, Beijing– Pasca pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Presiden Cina Xi Jinping, nilai tukar yuan kembali mengalami depresiasi. Tertekannya yuan ini setelah Trump baru saja mengoreksi pernyataannya bahwa Cina telah memanipulasi mata uang mereka untuk mendapatkan keuntungan.
“Komentar Trump memberikan peluang bagus bagi Cina untuk terus mendorong pelemahan Yuan terhadap mata uang lain,” kata Xia Le, ekonom dari BBVA (Banco Bilbao Vizcaya Argentaria) pada pada Kamis, 13 April 2017, seperti dikutip dari Bloomberg. “Ini juga akan menguntungkan eksportir Cina, sepanjang pejabat Cina mampu mengontrol kebijakan depresiasi dan menghindari gangguan dalam stabilitas keuangan Cina,” ujarnya.
Sebelumnya, Trump menuduh 15 negara mitra dagang negara Amerika Serikat telah berlaku curang, sehingga menyebabkan negaranya mengalami defisit transaksi perdagangan. Trump menuduh negara mitra dagang telah melakukan manipulasi mata uang, praktik dumping, dan perjanjian dagang yang merugikan Amerika Serikat. Defisit transaksi perdagang Amerika dengan Cina merupakan yang terbesar dari 15 negara tersebut, mencapai USD 347 miliar atau 69 persen dari keseluruhan defisit sebesar USD 502 miliar.
Selama masa kampanye, Trump juga selalu menuduh Cina telah menekan nilai Yuan, untuk membuat produk ekspor negara tersebut lebih mampu bersaing dengan produk dari Amerika. Namun, usai bertemu dengan Xi Jinping di Florida, Amerika Serikat, rabu lalu, Trump menarik kata-katanya tersebut. “Saya pikir dollar yang terlalu menguat dan hal itu justru memperburuk ekonomi Amerika, sebagiannya adalah kesalahan saya ” kata Trump seperti yang dikutip dari BBC.
Pemerintah Cina mengklaim jika mereka tetap membiarkan Yuan mengikuti skema pasar. Namun disisi lain, justru membatasi pergerakan kurs referensi hingga dua persen setiap harinya. Data dari Bloomberg menunjukkan jika nilai tukar Yuan terhadap 24 negara mitra dagangnya melemah 0,08 persen pada hari ini. “Nilai tukar Yuan saya prediksi akan terus melemah mencapai 3,4 persen hingga akhir tahun,” ujar Xia Le.
Strategi depresiasi yuan mendatang keuntungan Cina. Ekspor Cina pada bulan lalu mengalami peningkatan tertinggi dalam dua tahun terakhir, sebagai akibat meningkatnya permintaan global. Sementara impor justru menurun, sehingga membuat neraca perdagangan ikut membaik. “Koreksi nilai mata uang yuan masih akan jauh dari kenyataan, sebab mata uang lain juga telah mengalami apresiasi dalam beberapa tahun terakhir ini,” kata Tommy Ong, Direktur Pelaksana DBS Hong Kong Ltd.