Ini Cara Pelindo I Bersaing dengan Singapura di Selat Malaka

Reporter

Selasa, 11 April 2017 08:58 WIB

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kanan), dan Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I Bambang Eka Cahyana (kanan), didampingi sejumlah pejabat terkait meninjau pelaksanaan pelayanan pemanduan dan penundaan kapal di perairan pandu luar biasa Selat Malaka dan Selat Singapura di Batam, Kepaulauan Riau, 10 April 2017. Perairan Selat Malaka dan Selat Singapura sepanjang 550 mil laut merupakan salah satu kawasan terpenting jalur laut di kawasan Asia Tenggara. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, BATAM - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meresmikan pelayanan jasa pemanduan di Selat Malaka dan Selat Singapura. Keterlibatan Indonesia dalam jasa pemanduan kapal di dua selat ini, menurut Budi, merupakan hasil negosiasi panjang dengan dua negara yang juga dilalui salah satu jalur pelayaran internasional terpadat itu, yakni Malaysia dan Singapura.

"Selama ini kita tidak serius mengurus jalur Selat Malaka,” kata Budi seusai peresmian di Batam, Kepulauan Riau. Hadir dalam acara itu, antara lain, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Antonius Tonny Budiono, dan Direktur Utama PT Pelindo I (Persero), Bambang Eka Cahyana.

Baca: Pelindo II Siap Gandeng 3 Shipping Lines Besar


Pemerintah menyerahkan layanan jasa pemanduan di Selat Malaka kepada Pelindo I. Untuk keperluan ini, Pelindo I telah menyediakan 12 kapal pemandu khusus berbadan aluminium dan 40 orang pandu berkualifikasi laut dalam. Jika diperlukan, menurut Bambang Eka, Pelindo II, III, dan IV siap menambahkan tenaganya.


Menurut Bambang Eka, setidaknya 220 kapal dari berbagai negara melewati jalur ini setiap hari. Dari jumlah itu, sekitar 70 kapal yang memiliki panjang minimal 250 meter dan berat 80 ribu ton wajib menggunakan jasa pemanduan. "Jika tidak menggunakan jasa pemandu dan terlibat kecelakaan, perusahaan asuransi tidak bersedia menanggung," dia menjelaskan.

Baca: Laba Bersih Pelindo I Naik Tipis


Bambang menyatakan, dengan layanan baru ini, perusahaannya akan memperoleh pendapatan Rp 1 triliun setahun. Menurut dia, target itu merupakan proyeksi moderat, dengan perkiraan Pelindo I hanya memperoleh 10 dari total 70 kapal yang melintas di Selat Malaka per hari. Perusahaan pelat merah ini telah berinvestasi untuk pengadaan kapal pemandu, senilai masing-masing Rp 12 miliar, dan juga pendidikan para pandu agar memenuhi kualifikasi yang diperlukan.


Kapal pemandu milik Pelindo I ditempatkan di dua titik, yakni Lhokseumawe, Aceh Utara, dan Nongsa, Batam. Para petugas pandu akan naik ke kapal-kapal besar klien yang berjalan dengan kecepatan tertentu, lalu mengambil alih kendali kapal dari kapten masing-masing selama 36 jam melintasi Selat Malaka. Kapal yang melewati selat itu diatur dengan kecepatan tertentu, yakni sekitar 15 knot, dan tidak boleh saling mendahului.


Advertising
Advertising

Pelindo I mesti bersaing dengan perusahaan di Singapura dan Malaysia. Singapura telah mengembangkan pelabuhan raksasa Tuas. Sedangkan Malaysia, selain mengembangkan Port Klang dan Tanjung Pelepas, akan membangun tiga pelabuhan baru, yaitu Malacca Gateway Project, Kuala Linggi, dan Pulau Carey di Selangor.


Selat Malaka sepanjang 890 kilometer merupakan jalur yang padat, dengan perairan yang sempit dan dangkal. Malaysia dan Singapura selama ini bersaing dalam bisnis pemanduan, juga jasa pelabuhan. Tahun lalu, otoritas kedua negara mencatat jumlah kapal tertinggi yang melintas di sana, yakni 83.740 perjalanan. Jumlah itu terdiri atas kapal kargo, tanker, dan kapal pengangkut muatan curah.


Budi Karya mengatakan, secara ekonomi, pengelolaan Selat Malaka memang menguntungkan. Namun, menurut dia, yang lebih penting adalah pertimbangan keamanan. “Selama ini negara kita dilalui kapal internasional, tapi kita tidak ikut terlibat,” ujarnya. “Sekarang, selain untung secara bisnis, kita bisa memantau pergerakan kapal-kapal ini.”


Menteri Budi juga meminta Pelindo I bekerja sama dengan aparat keamanan. Tujuannya, Pelindo I bisa mendapat mitra strategis dalam pengembangan pelabuhan yang dimiliki perusahaan itu, terutama Kuala Tanjung di Medan, Sumatera Utara.


BUDI SETYARSO

Berita terkait

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

1 jam lalu

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

2 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Hunian Modular Berkelanjutan Dibangun di Kawasan Inti IKN, Apa Keunggulannya?

2 hari lalu

Hunian Modular Berkelanjutan Dibangun di Kawasan Inti IKN, Apa Keunggulannya?

Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyatakan akan menggunakan sistem modular untuk membangun hunian di IKN. Apa itu sistem hunian modular?

Baca Selengkapnya

Tol Tangerang Merak dari Serang Barat - Cilegon Timur Dilebarkan Jadi 3 Lajur, Ditargetkan Selesai Awal 2025

2 hari lalu

Tol Tangerang Merak dari Serang Barat - Cilegon Timur Dilebarkan Jadi 3 Lajur, Ditargetkan Selesai Awal 2025

Astra Infra Toll Road Tangerang-Merak pada tahun ini memulai pekerjaan proyek konstruksi penambahan lajur ketiga pada segmen Serang Barat (KM 77+375) sampai dengan Cilegon Timur (KM 87+150).

Baca Selengkapnya

Sederet Dugaan Penyebab Tol Bocimi Longsor, Salah Konstruksi?

23 hari lalu

Sederet Dugaan Penyebab Tol Bocimi Longsor, Salah Konstruksi?

Penyebab jalan Tol Bocimi longsor hingga saat ini masih diselidiki

Baca Selengkapnya

Longsor di Tol Bocimi, Pengamat: Tidak Laik Fungsi, Konstruksi Ulang

24 hari lalu

Longsor di Tol Bocimi, Pengamat: Tidak Laik Fungsi, Konstruksi Ulang

Koordinator Indonesia Toll Road Watch, Deddy Herlambang menilai bahwa amblasnya jalan tol Bocimi itu karena kegagalan konstruksi.

Baca Selengkapnya

Bos Waskita Karya Beberkan Utang Perseroan Tembus Rp 41,2 Triliun: Butuh 17 Tahun untuk Lunas

39 hari lalu

Bos Waskita Karya Beberkan Utang Perseroan Tembus Rp 41,2 Triliun: Butuh 17 Tahun untuk Lunas

Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanagroho membeberkan utang perusahaan hingga akhir Desember 2023 yang mencapai Rp 41,2 triliun.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Konstruksi Terbesar di Asia Tengah Jajaki Peluang Investasi di IKN

23 Februari 2024

Perusahaan Konstruksi Terbesar di Asia Tengah Jajaki Peluang Investasi di IKN

Otorita Ibu Kota Nusantara mengatakan perusahaan konstruksi terbesar di Asia Tengah, BI Group, saat ini tertarik untuk menanamkan modalnya di IKN.

Baca Selengkapnya

Pemkot Depok Bantah Proyek Jembatan Mampang Mangkrak, Dinas PUPR Ungkap Kendalanya

7 Januari 2024

Pemkot Depok Bantah Proyek Jembatan Mampang Mangkrak, Dinas PUPR Ungkap Kendalanya

Kepala Dinas PUPR Kota Depok mengungkap sejumlah kendala di balik proyek Jembatan Mampang. Salah satunya ada jaringan PLN Jawa-Bali

Baca Selengkapnya

Mengenal 3 Sistem Konstruksi Rumah Tahan Gempa di Jepang

3 Januari 2024

Mengenal 3 Sistem Konstruksi Rumah Tahan Gempa di Jepang

Selain sistem konstruksi bangunan yang diwajibkan Pemerintah Jepang, sistem peringatan dini diterapkan sehingga meminimalisasi korban gempa bumi.

Baca Selengkapnya