Gedung-gedung bertingkat dikawasan Central Business Distrik di Jakarta, 9 September 2017. James juga mengatakan permintaan ruang perkantoran di CBD area masih stagnan sepanjang 2016. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Head of Research Jones Lang Lasalle, James Taylor, mengatakan tingkat keterisian (okupansi) properti perkantoran di daerah non-central business district (CBD) diperkirakan akan mengalami penurunan pada tahun depan.
"Rendahnya tingkat okupansi ini karena ketatnya persaingan dengan daerah CBD," ucapnya saat membacakan rilis market update pasar properti kuartal I 2017 di kantornya, gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu, 5 April 2017. Namun ia meyakini akan kembali terjadi tren positif pada awal 2019.
Pada triwulan I 2017, tingkat okupansi properti perkantoran di non-CBD 77 persen. Tingkat okupansi tertinggi di kawasan Jakarta Timur 92 persen dan Jakarta Pusat 90 persen. Sementara tingkat okupansi di TB Simatupang 66 persen.
James mengatakan rampungnya pembangunan Gedung St Moritz Office Tower, yang berlokasi di Jakarta Barat, menambah pasokan properti perkantoran non-CBD 24 ribu meter persegi.
Hingga akhir 2017, jumlah pasokan properti perkantoran di non-CBD diperkirakan 520 ribu meter persegi, meningkat dari tahun lalu 320 ribu meter persegi dan pada 2015 seluas 340 ribu meter persegi.