TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini, Rabu, 5 April 2017, diprediksi masih dalam tren penguatan (bullish) meskipun ada potensi pelemahan. Analis senior dari PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, menyatakan, selama volume pembelian saham hari ini masih bertahan bagus, IHSG akan berlanjut di zona hijau. Dia memperkirakan level support pertama dan kedua IHSG hari ini adalah 5.622 dan 5.592.
“Level resisten IHSG pertama dan kedua di level 5.667 dan 5.684,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu.
Menurut Reza, indeks masih berpeluang naik di level antara 5.668 dan 5.884. Namun, jika penguatan yang terjadi hari ini terbatas dan volume pembelian saham menurun, investor disarankan mewaspadai terjadinya aksi ambil untung (profit taking).
Baca: Analis: Tetap Waspada Pelemahan IHSG
Pada penutupan perdagangan Selasa kemarin, indeks menguat 0,8 persen ke level 5.651. Menurut Reza, dalam beberapa hari terakhir, mayoritas pelaku pasar mengalami euforia karena adanya kenaikan indeks. Penguatan kali ini banyak dipengaruhi sentimen dari dalam negeri.
Belum habisnya imbas sentimen rilis inflasi yang dipersepsikan tetap stabil, terjaganya pasokan pangan sehingga tidak akan memicu lonjakan inflasi, dan hasil positif dari siding rapat terbatas kabinet di Istana Kepresidenan, yang di dalam rapat tersebut, Presiden Joko Widodo menginginkan pencapaian target ekonomi hingga 5,6 persen di 2018 dan ditargetkan 5,1 persen pada 2017.
Baca: Mayoritas Bursa Asia Turun, IHSG Ditutup Menguat 45 Poin
Jokowi juga menginstruksikan para menteri menggenjot ekspor dan investasi untuk mendukung pertumbuhan. Di sisi lain, kenaikan ini mampu mengesampingkan sentimen negatif dari melemahnya sejumlah indeks saham global dan penurunan nilai tukar rupiah. “Kemarin, asing mencatatkan nett buy Rp 616,31 miliar atau naik dari sebelumnya nett buy Rp 438,43 miliar,” ujarnya.
ABDUL MALIK
Berita terkait
Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok
3 hari lalu
IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.
Baca SelengkapnyaIHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan
6 hari lalu
IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.
Baca SelengkapnyaIHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia
10 hari lalu
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.
Baca SelengkapnyaIHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5
11 hari lalu
IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka
13 hari lalu
Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.
Baca SelengkapnyaIHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat
13 hari lalu
IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82
13 hari lalu
Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
13 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia
17 hari lalu
SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah
19 hari lalu
Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.
Baca Selengkapnya