S&P Dinilai Tak Punya Alasan Tak Naikkan Peringkat Indonesia

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 4 April 2017 14:37 WIB

Ekonom Anton Gunawan. TEMPO/Charisma Adristy

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga pemeringkat kredit, Standard & Poor's (S&P) dinilai tidak lagi memiliki alasan untuk tidak menaikkan peringkat Indonesia tahun ini. Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Anton Gunawan, mengatakan Indonesia telah melakukan reformasi fiskal dengan kebijakan menghapus subsidi bahan bakar minyak, hingga realokasi anggaran ke belanja produktif.

“Indonesia menunjukkan ketahanan makro yang tinggi bahkan jika dibandingkan negara dengan status investment grade (layak investasi),” ujarnya dalam hasil riset yang dipublikasi, Selasa, 4 April 2017.

Menurut Anton, pertimbangan lainnya adalah lembaga pemeringkat lain yakni Fitch dan Moody’s juga telah menaikkan peringkat investasi Indonesia dari BBB- menjadi positif. Sehingga Indonesia berpeluang meraih peringkat BBB dalam 12 bulan mendatang. “Namun S&P masih jauh di belakangnya,” ungkapnya.

Baca : Sri Mulyani Minta LMAN Efektif dan Efisien Belanja Tanah

S&P diperkirakan akan mengumumkan penilaian peringkatnya atas Indonesia pada akhir April atau awal Mei mendatang. Anton mengatakan jika S&P menaikkan peringkat Indonesia, maka akan berdampak positif terhadap persepsi resiko (credit default swap), nilai tukar (kurs), nilai imbal hasil (yield) surat utang, dan investasi langsung. “Khususnya potensi arus modal masuk akan positif. Seperti saat ini kepemilikan Jepang atas surat utang negara berdenominasi rupiah hanya 4 persen dibandingkan dalam dolar Amerika Serikat 22 persen,” ungkapnya.

Di sisi lain, kata Anton, jika S&P memutuskan untuk tidak menaikkan peringkat Indonesia, dampaknya akan kecil. Contohnya pada Juni 2016 lalu, S&P tetap mempertahankan peringkat Indonesia di level BB+ dengan outlook positif. Pada saat itu, dampaknya terhadap indikator kinerja keuangan tidak signifikan. Nilai imbal hasil obligasi rupiah dan credit default swaps naik hanya 5 basis poin dan hanya sementara. Meski begitu, nilai yield itu kembali turun pada Juli 2016 seiring membaiknya fundamental ekonomi domestik dan pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia.

Baca : Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,6 Persen Tahun Depan

“Terlebih yang paling penting saat itu, Fitch dan Moodys tetap mempertahankan peringkat Indonesia dengan status investment grade,” ungkapnya.

Anton menjelaskan dalam sejarahnya Indonesia pernah meraih status investment grade dari S&P pada saat sebelum krisis 1998. Indonesia justru meraih status investment grade pertama kali dari S&P pertengahan 1992, baru kemudian disusul Moody’s pada Maret 1994 dan Fitch pada Juni 1997 yang memberikan peringkat serupa. Ekonomi Indonesia dinilai menjanjikan karena stabilitas yang terjaga dalam periode tersebut seiring pencitraan Indonesia sebagai “Macan Asia”.

Namun pada saat krisis Finansial Asia menghantam pada 1997-1999 merubah kondisi Indonesia waktu itu. Anton menyatakan krisis yang menunjukkan wajah alami fundamental ekonomi Indonesia, lembaga-lembaga kredit menilai betapa rentannya ekonomi dalam menghadapi guncangan. Fitch dan Moody’s mulai melakukan penurunan peringkat atas Indonesia menjadi B- dan B3. Bahkan S&P memangkas peringkat Indonesia menjadi SD (selective default) atau gagal bayar selektif pada Maret 1999.

ABDUL MALIK

Berita terkait

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri (JLM)

9 hari lalu

Bank Mandiri Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri (JLM)

Menjelang kompetisi voli terbesar di Indonesia, Proliga 2024, Bank Mandiri secara resmi mengumumkan tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin' Mandiri (JLM).

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah, Bank Mandiri Optimistis Likuiditas Rupiah dan Valas Tetap Terjaga

9 hari lalu

Rupiah Melemah, Bank Mandiri Optimistis Likuiditas Rupiah dan Valas Tetap Terjaga

Bank Mandiri memastikan kondisi likuiditasnya saat ini masih solid, meskipun terjadi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Raih Top Companies 2024 Versi LinkedIn

9 hari lalu

Bank Mandiri Raih Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Bank Mandiri menempati posisi pertama Top Companies 2024 di Indonesia versi LinkedIn.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Kembali Gelar Kampiun LinkedIn Top Companies 2024

11 hari lalu

Bank Mandiri Kembali Gelar Kampiun LinkedIn Top Companies 2024

Bank Mandiri konsisten melengkapi dan mengadopsi berbagai elemen best practices dalam pengelolaan SDM

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Integrasikan Program Well-Being untuk Kesejahteraan Pegawai

12 hari lalu

Bank Mandiri Integrasikan Program Well-Being untuk Kesejahteraan Pegawai

Well-being dimaknai sebagai kesejahteraan insan grup BUMN yang menyeluruh.

Baca Selengkapnya

Jadwal Operasional Bank Mandiri, BCA, BNI, BRI hingga BTN selama Libur Lebaran 2024

19 hari lalu

Jadwal Operasional Bank Mandiri, BCA, BNI, BRI hingga BTN selama Libur Lebaran 2024

Berikut jadwal operasional Bak Mandiri, BCA, BNI, BRI dan BTN selama libur Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Komitmen Tingkatkan Kontribusi ke Target UN-SDGs

21 hari lalu

Bank Mandiri Komitmen Tingkatkan Kontribusi ke Target UN-SDGs

Begini Senarai Portofolio Hijau Bank Mandiri

22 hari lalu

Begini Senarai Portofolio Hijau Bank Mandiri

Produk dan jasa keuangan berkelanjutan Bank Mandiri menunjukkan geliatnya di pasar keuangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri berangkatkan 6.525 Pemudik

23 hari lalu

Bank Mandiri berangkatkan 6.525 Pemudik

Sebanyak 6.525 lebih pemudik diberangkatkan secara bertahap pada 4-6 April 2024 dengan menggunakan 145 armada bus dengan rute menuju Pulau Sumatera, Jawa Tengah, Jawa Timur dan D.I Yogyakarta.

Baca Selengkapnya