Presiden Perancis Francois Hollande berbincang dengan Presiden Jokowi di Istana Negara di, Jakarta, 29 Maret 2017. REUTERS
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi 5,6 persen tahun depan. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 4 April 2017. "Tapi saya ingin tidak hanya 2018, di 2017 (juga), mumpung baru masuk tiga bulan pertama," katanya.
Dalam sidang yang membahas pagu indikatif RAPBN 2018, Jokowi menyatakan dua cara untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi, yaitu dengan menaikkan volume ekspor dan mendorong investasi.
Pemerintah mengakui ekonomi global masih lesu. Namun hal itu tidak bisa dijadikan alasan untuk mendongkrak ekspor. Jokowi ingin produk-produk Indonesia bisa menembus pasar-pasar baru. "Peluang ada di negara dengan penduduk di atas 60-80 juta," ucapnya.
Dalam hal investasi, mantan Gubernur DKI Jakarta itu percaya Indonesia masih menarik di mata investor. Untuk itu, agar investasi meningkat, program deregulasi harus diteruskan. Ia memerintahkan agar tidak membuat aturan baru lagi, terutama di tingkat kementerian dan direktorat jenderal.
Selain ihwal pertumbuhan ekonomi, ada sejumlah hal yang disampaikan Kepala Negara kepada para menteri. Beberapa di antaranya mengenai penghematan anggaran di semua kementerian dan lembaga, serta belanja pendidikan dan kesehatan. Lalu program keluarga harapan serta optimalisasi program pertanian di sektor hortikultura.
Khusus penghematan anggaran, Jokowi meminta program rutinitas tahunan diperiksa kembali, mana anggaran yang bisa dipangkas. Presiden ingin anggaran di pos yang tidak perlu dialihkan menjadi belanja modal. "Saya kira banyak sekali biaya yang bisa dihemat," ucapnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menyentuh 5,02 persen pada 2016. Angka ini lebih tinggi daripada 2015 yang sebesar 4,88 persen. Realisasi pertumbuhan 2016 juga lebih tinggi dibandingkan dengan 2014 yang sebesar 5,01 persen, kendati masih lebih rendah daripada 2013 yang mencapai 5,56 persen.