Pabrik Ini Investasikan 5 Miliar Dolar AS Bangun Pabrik Cracker

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 4 April 2017 11:28 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. melalui anak usaha baru yakni PT Chandra Asri Perkasa akan menggelontorkan dana senilai US$5 miliar untuk pendirian pabrik cracker.


Kemarin, perseroan mendaftarkan investasi baru tersebut ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Vice President Corporate Relation Chandra Asri Petrochemical (TPIA) Suhat Miyarso mengungkapkan, perusahaan menguasai 99 persen kepemilikan Chandra Asri Perkasa. Sisa 1 persen, lanjutnya, merupakan kepemilikan anak usaha TPIA yakni PT Styrene Monomer Indonesia (SMI).


Pembangunan pabrik cracker yang menempati luas lahan 100 hektare di lingkungan pabrik yang ada saat ini di Cilegon, Banten, itu diperkirakan menelan investasi sebesar US$5 miliar. Pada tahap awal, TPIA bakal menggelontorkan dana sebesar US$1,95 miliar. Direktur TPIA Suryandi mengungkapkan, untuk pendanaan pembangunan pabrik, tahap awal akan bersumber dari dana internal.


“Karena itu masuknya equity, jadi sekitar 30 persen dari internal, sisanya dari bank, baik lokal maupun asing,” katanya, Senin, 3 April 2017.


TPIA akan mengucurkan investasi secara bertahap hingga 2021. Pabrik baru itu berkapasitas produksi tahunan berupa ethylene sebesar 1 juta ton, prophylene 550.000 per tahun, py gas 450.000 ton, mix c4 sebanyak 350.000 ton.


Advertising
Advertising

“Dalam tahap awal, empat jenis produk petrokimia itu yang bakal diproduksi,” kata Suryandi.


Sejalan dengan perampung an kajian kelaikan, Suryandi mengatakan, secara bersamaan perseroan juga akan merencanakan produk turunan keempat jenis petrokimia tersebut. “Nanti ethylene diolah lagi jadi polyprophylene, atau mix C4 jadi butadiene,” ungkapnya.


Suryandi menilai ekspansi pabrik petrokimia mendesak dilakukan. Saat ini, katanya, untuk menggarap permintaan domestik, TPIA masih ke walahan.


“Kami baru menutup 30 persen kebutuhan domestik,” ka tanya.


Dengan kehadiran pabrik petrokimia yang baru, menurut Suryandi, TPIA akan mengemban misi mensubtitusi impor produk petrokimia. Dengan begitu, katanya, perseroan juga tengah mengajukan fasilitas insentif dari pemerintah.


“Kami mengajukan fasilitas libur pajak dengan adanya investasi baru ini,” ungkap Suryandi.


Di sisi lain, untuk tahap awal, pabrik baru perseroan akan menyerap sebanyak 600 orang pekerja.


Kelak jika pabrik telah beroperasi pe nuh dengan memproduksi olahan turunan dari empat jenis petrokimia, perseroan memperkirakan sebanyak 1.600 orang pekerja bisa diserap. Di sisi lain, analis Kapital Koneksi Alfred Nainggolan mengungkapkan, saat ini kondisi keuangan perseroan cukup mampu melakukan ekspansi. Apalagi, katanya, dengan kinerja mengilap pada tahun lalu, TPIA masih mampu mengelola pinjaman segar dari pihak perbankan.


“Karena dari sisi DER, CAP sudah 0,87 kali mendekati 1, itu cukup longgar untuk menanggung beban bunga,” katanya. Dia menilai pada tahun lalu, perseroan mempunyai EBITDA sebesar Rp5,6 triliun. Dengan kekuatan itu setidaknya perusahaan mampu menanggung beban bunga perbankan mencapai Rp300 miliar. “Apalagi utang TPIA yang hingga tahun lalu Rp13 triliun, mayoritas bukan dari bank, sehingga masih kecil untuk bunga,” katanya.


Sebaliknya, analis Royal Investment Securities Wijen Pontus mengungkapkan, opsi paling realistis buat CAP adalah menerbitkan obligasi global. Sebab, katanya, dengan kebutuhan dana yang cukup besar, jika tetap dipaksakan lewat pinjaman bank, arus kas perusahaan dalam jangka pendek akan terganggu.


“Lebih realistis kalau obligasi global yang digunakan untuk pendanaan,” katanya.


Pada tahun lalu, CAP mencatatkan laba bersih sebesar US$300,1 juta. Dengan kinerja ter sebut, CAP menorehkan per tumbuhan luar biasa, meng ingat pada periode tahun sebelumnya, laba bersih hanya US$26,3 juta. Kinerja mengilap itu terdongkrak akibat peningkatan pendapatan bersih yang diraup perusahaan selama tahun lalu. Kinerja pendapatan bersih pada periode 2016, tercatat sebesar US$1,93 miliar, meningkat 40 persen dibandingkan dengan US$1,377 miliar pada tahun sebelumnya.


BISNIS.COM

Berita terkait

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

10 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

1 hari lalu

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

Investasi menjadi salah satu langkah keuangan yang wajib dilakukan oleh semua orang.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

2 hari lalu

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

Zulhas menyayangkan baja tak sesuai standar mutu masih diproduksi di Indonesia dengan alasan investasi.

Baca Selengkapnya

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

4 hari lalu

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

Kejagung menjelaskan kerugian kasus korupsi timah yang mencapai Rp 271 Triliun.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

5 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

5 hari lalu

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

Asosiasi Pangusaha Indonesia atau Apindo merespons soal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan dalam sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

6 hari lalu

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

7 hari lalu

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.

Baca Selengkapnya

Kominfo Ungkap Kisaran Rencana Investasi Microsoft di Indonesia, Lebih dari Rp 14 Triliun?

7 hari lalu

Kominfo Ungkap Kisaran Rencana Investasi Microsoft di Indonesia, Lebih dari Rp 14 Triliun?

Menkominfo Budi Arie mengungkap Microsoft akan menggelontorkan investasi dengan nilai yang cukup besar di Tanah Air. Berapa nilainya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sudah Temui CEO Apple Tim Cook, Menlu Cina Wang Yi, dan Eks PM Inggris Tony Blair, Fokus Bahas Soal IKN

7 hari lalu

Jokowi Sudah Temui CEO Apple Tim Cook, Menlu Cina Wang Yi, dan Eks PM Inggris Tony Blair, Fokus Bahas Soal IKN

Pekan ini menjadi hari sibuk Jokowi menemui CEO Apple Tim Cook, Menlu Cina Wang Yi, dan Eks PM Inggris Tony Blair. Apa hasil pertemuan bahas IKN itu

Baca Selengkapnya