Bank Indonesia Cegah Dampak Lanjutan Inflasi Pangan  

Kamis, 30 Maret 2017 19:31 WIB

Para pedagang tengah memilih cabai rawit yang baru turun di Pasar Induk Keramat Jati, Jakarta, 7 Maret 2017. Harga cabai rawit merah di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai sebesar Rp 150.000 per kilogram hal tersebut menjadi harga cabai rawit merah termahal dari 34 provinsi yang ada di Indonesia. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Semarang - Bank Indonesia terus berupaya mencegah dampak lanjutan gejolak harga pangan yang mengakibatkan inflasi melambung. Jumlah inflasi harga bahan makanan bahkan selalu di atas inflasi inti.

Direktur Eksekutif Departemen Riset Kebijakan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan inflasi pangan perlu dijaga di level 4-5 persen. Dengan demikian, sepanjang tahun, inflasi total akan sesuai target.

"Tahun ini, inflasi pangan diperkirakan sebesar 3-5 persen, itu pun kalau mampu mengatasi masalah produksi, distribusi, dan pembentukan harga," kata Dody dalam diskusi media pra-rapat koordinasi pangan di Semarang, Kamis, 30 Maret 2017.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pangan meningkat sejak 2015, dari 4,84 persen menjadi 5,92 persen pada 2016. Kontribusi kenaikan harga pangan terhadap inflasi indeks harga konsumen (IHK) sebesar 1,05 persen.

Inflasi pangan terbesar tercatat pada 2013, yang mencapai 11,83 persen. "Inflasi dari harga yang ditetapkan pemerintah (administered price) sudah relatif rendah, tapi selalu tertarik oleh volatile food," kata Dody.

Bank Indonesia, tutur Dody, mendorong pembentukan batas maksimal inflasi pangan agar tidak berdampak langsung terhadap inflasi inti. "Harus ada range kelonjakan yang bisa ditoleransi. Atau konsekuensi waktu gejolak."

Menurut Dody, inflasi pangan sangat dipengaruhi inflasi sektor transportasi dan sebaliknya. Pembangunan infrastruktur untuk mengatasi masalah transportasi dan logistik, kata dia, mampu menekan kenaikan harga pangan.

Kementerian Pertanian dan BPS memproyeksikan produksi beras akan memenuhi kebutuhan penduduk pada 2020. Saat itu, produksi beras diprediksi mencapai 50 juta ton untuk memenuhi kebutuhan 300 juta penduduk.

PUTRI ADITYOWATI

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

5 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

7 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

13 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya