Menteri Pariwisata, Arief Yahya dan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, setelah menandatangani perjanjian kerjasama antara kedua kementerian untuk pengembangan wisata bahari nusantara di Jakarta, 7 Februari 2017. TEMPO/Richard Andika Sasamu
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Indonesia harus memiliki saingan yang jelas dalam sektor pariwisata. Dia beralasan agar para stakeholder pariwisata semakin maju dan solid dalam mengembangkan industri ini.
"Seorang CEO kalau tak ada musuh, menciptakan musuh. Semakin jelas musuh, semakin maju," kata Arief saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis 30 Maret 2017.
Menurut Arief, untuk pariwisata musuh Indonesia adalah Malaysia dan Thailand. Alasannya karena kedua negara tersebut dianggap memiliki industri pariwisata yang lebih baik dari Indonesia. "Kita harus punya common enemy."
Arief mengungkapkan pariwisata itu sangat besar potensinya, tetap memiliki performance yang buruk. Performance yang buruk adalah akibat regulasi yang ada. "Kalau perusahaan yang anda pimpin performancenya buruk, hampir bisa dipastikan karena regulasi," ucapnya.
Untuk itu Arief meminta Indonesia meniru Jepang yang sukses membangun industri pariwisatanya dengan mengubah sejumlah regulasi. Jepang berhasil menaikkan jumlah kedatangan turis sebanyak 56 persen dari 2011 sampai 2014.
Jepang mengambil sejumlah langkah sehingga bisa menaikkan angka kunjungan turis dari 8,3 juta di 2011, menjadi 13 juta turia di 2014. "Benchmarknya Jepang, cluenya ubah regulasi," ujar Arief.