BI Bentuk Unit Khusus Penarik Investasi di Sulawesi Utara

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 29 Maret 2017 03:14 WIB

Konferensi pers hasil High Level Meeting Koordinasi Pengendalian Inflasi Nasional, dipimpin oleh Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, di Gedung Function Room BI, Thamrin, Jakarta, Rabu, 25 Januari 2017. Tempo/Ghoida Rahmah

TEMPO.CO, Manado - Bank Indonesia (BI) membentuk unit khusus untuk menarik minat investor menanamkan modal di Sulawesi Utara. Unit relasi investor ini merupakan yang kelima menyusul empat unit yang sudah dibentuk sebelumnya. Menurut Kepala Perwakilan BI Sulawesi Utara, Soekowardojo, unit relasi investor bertajuk regional investor relation unit atau RIRU itu didirikan agar membentuk persepsi positif investor terhadap perekonomian setempat.


Soekowardojo menuturkan, RIRU Sulut bakal menyusun publikasi yang memuat informasi mengenai berisi potensi investasi di 15 wilayah administratif. Wilayah provinsi yang menjadi serambi utara Indonesia itu terdiri dari 11 pemerintah kabupaten dan 4 pemerintah kota


"Anggotanya sendiri berasal dari lintas instansi. Setiap wilayah akan dipetakan potensinya seperti apa. Kalau ada investor berminat, mereka bisa menghubungi contact person yang ada," jelasnya kepada Bisnis.com pekan lalu.


Soekowardojo mengimbuhkan, investasi memiliki peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi provinsi berjuluk Nyiur Melambai. Terlebih, arus modal yang masuk menunjukkan tren menanjak. Secara umum, Sulawesi Utara memiliki potensi ekonomi yang tinggi dari beberapa sektor, antara lain, pengembangan industri, sumber daya alam, kemaritiman, pariwisata hingga logistik. Potensi tersebut menurut Soekowardojo perlu dikelola dan dipromosikan secara intensif kepada investor.


Tahun lalu pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara mencapai 6,17 persen dengan konstribusi dari investasi mencapai 2,33 persen. Dalam struktur produk domestik regional bruto, investasi menyumbang porsi sebesar 34.16 persen. Tahun ini, BI memproyeksi laju ekonomi Sulut bakal tumbuh 6 sampai 6,4 persen, ditopang pemulihan ekspor dan investasi.


Advertising
Advertising

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan, jumlah realisasi investasi domestik di Sulut sepanjang 2016 mencapai Rp 5,06 triliun atau melesat dibandingkan periode 2015 sebesar Rp 270,63 miliar. Jumlah proyek yang digarap investor juga meningkat dari 50 pada 2015 menjadi 74 proyek pada 2016.


Realisasi investasi dari investor asing juga menunjukkan tren yang sama. Investor asing membenamkan modal sebanyak US$ 382,8 juta pada 2016, melonjak 335 persen dibandingkan realisasi investasi pada periode 2015.


Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey menerangkan pihaknya bakal memberikan jaminan kemudahan investasi di Sulut. "Perizinan tidak akan rumit selama tidak merusak lingkungan. Ini komitmen kami bersama seluruh pemerintah daerah [di Sulawesi Utara] karena kami canangkan tahun ini adalah tahun investasi," jelas Olly.


Sejak awal 2017, Pemprov Sulut telah melebur dinas penanaman modal dengan pelayanan izin terpadu guna memangkas proses perizinan. Pemprov Sulut berkomitmen memberikan izin prinsip dalam satu hari kerja bila berkas dinilai lengkap. Tahun ini, izin prinsip per hari diharapkan bisa mencapai 20 izin atau naik dua kali lipat dari penerbitan izin pada 2016.


BISNIS.COM

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

6 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya