Infrastruktur Mobile Banking Terancam Kejahatan Siber

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Senin, 27 Maret 2017 17:06 WIB

Peluncuran BII Mobile Banking untuk Windows Phone di Jakarta, 12 Desember 2013. Tempo/Erwin Zachri

TEMPO.CO, Jakarta - Tren penggunaan mobile banking yang terus meningkat, menempatkan pertahanan infrastruktur Teknologi Informassi (TI) dari lembaga keuangan lebih berisiko terkena serangan siber. Hal ini juga menyebabkan lembaga keuangan berada di bawah tekanan sehingga dituntut lebih meningkatkan sistem keamanan mereka.

Dalam keterangan tertulisnya Senin, 27 Maret 2017, Kaspersky Lab menyatakan nasabah juga memainkan peranan penting dalam hal pelaporan insiden keamanan. Sekitar seperempat, tepatnya 24 persen lembaga keuangan mengatakan bahwa beberapa ancaman yang dihadapi tahun lalu diidentifikasi dan dilaporkan kepada mereka oleh nasabah.

Baca: Medsos Marak Hoax, Direktorat Cyber Crime Bakal Tambah Personel

Penelitian dari Kaspersky Lab dan B2B International mengenai Financial Institutions Security Risks, investasi keamanan menjadi prioritas utama bagi perbankan dan lembaga keuangan. "Konsekuensi yang mereka terima dari serangan siber, baik kepada infrastruktur serta nasabah, menyebabkan perbankan harus mengeluarkan dana tiga kali lebih besar untuk keamanan TI jika dibandingkan dengan lembaga non-keuangan," ungkap laporan Kaspersky Lab tersebut.

Selain itu, 64 persen dari perbankan mengakui bahwa mereka akan berinvestasi untuk meningkatkan keamanan TI, terlepas dari laba atas investasi (ROI), dalam rangka memenuhi tuntutan yang terus meningkat dari regulator pemerintah, pimpinan manajemen serta pelanggan mereka.

Baca: Tersangka Dunia Maya yang Tidak Dipidana Dijadikan Agen Polisi


Meskipun perbankan telah mengalokasikan anggaran serta upaya yang serius demi menjaga perimeter mereka dari ancaman siber, baik yang dikenal maupun tidak dikenal, kenyataannya memberikan perlindungan bagi luasnya infrastruktur TI yang sekarang ada, yakni tradisional ke khusus, ATM dan Point-of-Sale terminal, terbukti sangat sulit.

"Lanskap ancaman yang luas dan selalu berubah, ditambah tantangan untuk memperbaiki kebiasaan nasabah supaya berprilaku aman, memberikan berbagai macam kerentanan bagi pelaku kejahatan siber untuk mereka eksploitasi," ungkap laporan tersebut.

Laporan ini juga menyoroti tentang bermunculannya risiko yang berkaitan dengan mobile banking sebagai sebuah tren yang mengekspos perbankan terhadap ancaman siber terbaru.

"Sebanyak 42 persen perbankan memprediksi bahwa mayoritas nasabah mereka akan menggunakan mobile banking dalam jangka waktu tiga tahun, namun perbankan juga mengakui bahwa nasabah terkadang terlalu ceroboh dalam perilaku online mereka," ungkap laporan tersebut.

Mayoritas perbankan yang disurvei mengakui (46 persen) bahwa nasabah mereka sering diserang aksi kejahatan phishing, dimana 70 persen perbankan juga melaporkan insiden penipuan keuangan sebagai akibatnya, sehingga menyebabkan kerugian keuangan.


BISNIS.COM

Berita terkait

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

2 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

12 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

12 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

15 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

23 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

25 hari lalu

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

Selama periode libur Hari Raya Idul Fitri, Bank BJB tetap membuka beberapa jaringan kantor melalui kegiatan operasional terbatas dan layanan weekend banking.

Baca Selengkapnya

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

28 hari lalu

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

Ruas jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi mengalami longsor, diduga karena intensitas hujan deras pada Rabu malam

Baca Selengkapnya

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

28 hari lalu

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

BCA mengumumkan penyesuaian jadwal operasional kantor cabang selama periode libur Idul Fitri 2024 berdasarkan hari libur yang ditetapkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

30 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

Bank Mandiri menyatakan bahwa kondisi para debiturnya yang terdampak Covid-19 telah kembali normal.

Baca Selengkapnya