Turun Rp 56 Ribu, Harga Cabai Yogyakarta Kini Rp 61.667 Per Kilo

Reporter

Minggu, 26 Maret 2017 12:42 WIB

Para pedagang tengah memilih cabai rawit yang baru turun di Pasar Induk Keramat Jati, Jakarta, 7 Maret 2017. Harga cabai rawit merah di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai sebesar Rp 150.000 per kilogram hal tersebut menjadi harga cabai rawit merah termahal dari 34 provinsi yang ada di Indonesia. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Menurut pemantauan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY rata-rata harga cabai rawit merah per 22 Maret 2017 di Pasar Demangan, Pasar Bringharjo, dan Pasar Kranggan Yogyakarta mencapai Rp61.667 per kilogram. Harga tersebut turun drastis sebanyak Rp 56.000 per kilogram dari beberapa pekan sebelumnya yang masih mencapai Rp117.667 per kilogram.

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan gerakan tanam cabai serantak berhasil menekan harga cabai rawit merah yang sempat melambung di atas Rp100 ribu/kilogram di daerah itu. "Gerakan tanam cabai serentak menurut saya cukup efektif menekan harga," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY Arofa Noor Indriani di Yogyakarta, Minggu 26 Maret 2017.

Baca: 11 Provinsi Dapat Pasokan Cabai dari Lombok

Menurut Arofa, program tanam cabai yang dimulai dengan penyerahan 25.000 bibit cabai oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) DIY kepada tim penggerak PKK DIY pada 30 Januari mampu mengurangi kebutuhan cabai rumah tangga serta menghindari potensi kelangkaan cabai.

"Dengan terpenuhinya kebutuhan cabai secara mandiri secara otomatis akan mengurangi pengeluaran harian rumah tangga, khususnya terhadap kebutuhan cabai," kata dia. Arofa berharap gerakan tanam cabai itu bisa terus diikuti dengan gerakan tanam cabai masyarakat secara mandiri dan menyeluruh.

Baca: Menabung Cabai? Mengapa Tidak!

Meski demikian, Arofa tetap meyakini bahwa produksi berbagai jenis cabai termasuk cabai rawit merah di DIY selama ini cukup melimpah. Kelangkaan cabai rawit merah, menurut dia, bukan disebabkan tingkat produksi, melainkan terkait dengan distribusi komoditas itu ke daerah lain.

Menurut dia, 75 persen produksi cabai di DIY selama ini lebih banyak disalurkan ke daerah-daerah lain seperti Jawa Barat dan DKI Jakarta. Selain kualitas cabai di DIY banyak diminati daerah lain, petani cabai di DIY lebih memilih menjual ke daerah lain karena dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi.

"Sehingga untuk mencukupi kebutuhan masyarakat DIY sendiri, kita justru harus mendatangkan dari daerah lain seperti Muntilan dengan harga yang lebih tinggi," kata dia.

ANTARA

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

3 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

11 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

15 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

26 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

30 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

50 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

56 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

57 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

1 Maret 2024

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.

Baca Selengkapnya