Strategi Bertahan Perbankan, Kreatif Berjualan Kartu Kredit

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 23 Maret 2017 04:00 WIB

Cards and Payments Head UOB Indonesia, Dessy Masri menunjukkan bentuk UOB Lady's Card, kartu kredit khusus perempuan di Jakarta, 13 Maret 2017. (TEMPO/Rini K)

TEMPO.CO, Jakarta - Ada beragam strategi dilakukan perbankan untuk meningkatkan kredit di sektor ritel. Salah satu bentuknya dengan membuat kartu kredit yang lebih spesifi k khusus untuk seg men tertentu, maupun menawarkan kartu kredit yang disesuaikan dengan perilaku nasabah.

Terlepas dari sebagian kaum pria yang punya hobi ber belanja terutama yang tinggal di per kotaan, pada dasarnya secara umum kalangan perempuanlah yang lebih banyak memegang ‘dompet’ atau mengatur belanja dalam rumah tangga.

Bagi wanita modern atau yang hidup di perkotaan, se bagian besar sangat akrab dengan kartu kredit. Bahkan, ada yang mengantongi lebih dari dua kartu kredit un tuk memudahkan mereka melakukan belanja kebutuhan yang mendukung gaya hidup. Potensi ini juga dimanfaatkan para pelaku perbankan penerbit kartu kredit dengan menerbitkan kartu kredit khu sus perempuan. Untuk memacu jumlah nasabah dan transaksinya, bank membungkusnya dalam tawaran yang se menarik mung kin.

Salah satu bank yang melakukan promosi dengan menerbitkan kartu kredit khusus perempuan adalah PT Bank UOB Indonesia. Sebenarnya kartu kredit tersebut bukanlah benar-benar baru. UOB Indonesia telah meluncurkan kartu Lady’s Card sejak 2010 lalu dan disebut telah memberikan kontribusi se kitar 25% dari total bisnis kartu kredit bank tersebut. Kendati demikian, pada pekan lalu, UOB memutuskan melakukan rebranding kar tu kredit khu sus segmen perem puan ter sebut. Tak hanya sekadar mem percantik tam pilan kartu de ngan logo bu nga mawar yang ter kesan feminin, Lady’s Card ter sebut juga dibarengi dengan beragam tawaran promosi yang di anggap lebih menarik.

Fitur-fitur tambahan antara lain lewat pemberian poin reward untuk belanja dengan kategori khusus yang disenangi wanita secara umum, sepertiun tuk fesyen, ritel, departement sto re, supermarket, makanan dan produk kesehatan baik online maupun offl ine.

“Kami memberikan reward bagi nasabah yang belanja. Semakin banyak dia belanja, akan semakin banyak hadiah yang didapatkan,” kata Dessy Masri, Executive Director Cards & Payments Personal Financial Services Bank UOB Indonesia.

Secara spesifik, dia menjelaskan bentuk Ladies’ Reward yakni dengan memberikan satu poin untuk tiap belanja dengan nominal Rp1.000.

Bila belanja yang dilakukan di kategori khusus yang disenangi wanita, poin akan dikalikan tiga kali lipat.

“Khusus untuk UOB Lady’s Card kami siapkan e-voucher, bekerja sama dengan lebih dari 2.000 outlets. Mereka tinggal telepon ke call center dan kami akan kirimkan kode voucher untuk mereka gunakan di outlet-outlet baik offl ine maupun online seperti Lazada, Blibli, atau ke toko Metro, H&M, Lottemart, Alfamart,” jelasnya.



Di luar itu, masih ada promosi lainnya untuk kartu kredit khusus wanita yang diterbitkan UOB Indonesia, seperti cicilan 0 persen selama tiga hingga enam bulan untuk kategori fesyen. Ada juga penawaran khusus bagi wanita khusus hari Rabu untuk belanja produk kesehatan dan kecantikan. Untuk menarik akuisisi konsumen baru, tiap kali pengajuan kartu kredit disetujui dan konsumen belanja dengan nominal Rp1 juta, UOB Indonesia juga memberikan promosi hadiah langsung produk hairdryer.

“Kartu kredit UOB Lady’s Card ini cukup unik karena memainkan emotional touchnya. Semakin banyak dia transaksi makin cepat dapat hadiahnya. Kami memanjakan nasabah pada prinsipnya, jadi dia dapat belanja kebutuhan sehari-hari dan tetap mampu memanjakan dirinya,” katanya.

Dengan aneka ragam bentuk promosi tersebut, Dessy berharap nasabah kartu kredit wanita akan semakin banyak dan transaksinya makin meningkat, terutama untuk belanja kebutuhan gaya hidup dan kebutuhan bulanan.

Dari 400.000 nasabah kartu kredit UOB Indonesia saat ini, ditargetkan dapat tumbuh sedikitnya 20% nasabah baru pada 2017. Adapun volumenya diharapkan dapat tumbuh dengan persentase yang sama. Selain Lady’s Card, UOB Indonesia juga memiliki tiga jenis kartu lainnya yakni PRVI Miles, One Card, dan Preferred Platinum.

“Kami mau mendorong Lady’s Card karena celah pasar ini tidak banyak digarap oleh bank lain,” paparnya.

Keputusan tersebut bukan tanpa dasar. Menurut data perseroan, sebanyak 11 persen atau sekitar 28 juta penduduk Indonesia adalah wanita modern yang bekerja sekaligus menjadi ibu rumah tangga. Potensi tersebut tentunya angka yang besar yang harus digarap secara lebih kreatif dengan memperhatikan keunikan perilaku belanjanya.

Meski tidak benar-benar serupa, PT Bank CIMB Niaga Tbk juga melakukan stra tegi yang mirip, yakni mem perhatikan keunikan perilaku belanja masing-masing kon sumen.

“Sebetulnya kami menerapkan penawaran berdasarkan segmen, termasuk pembedaan penawaran bagi wanita dan pria. Namun kami tidak merasa bahwa kartunya harus benar-benar dibedakan,” kata Direktur Konsumer Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan.

Menurut Lani, pada dasarnya mayoritas transaksi yang dilakukan nasabah CIMB Niaga tidak berbeda jauh untuk wanita dan pria. Oleh karena itu, alih-alih memproduksi kartu khusus, strategi yang dilakukan yakni dengan memberikan tawaran kartu yang lebih personal pada masing-masing nasabah.

“Karena jiwa sama-sama wanita pun, behaviour antara yang satu berbeda dengan yang lain. Jadi kami menganggap lebih akurat jika sifatnya individual dibandingkan dengan penyeragaman berdasarkan gender,” tuturnya.

Sebagai contoh, perlakuan khusus yang diterapkan CIMB Niaga antara lain bagi nasabah yang hobi jalan-jalan, pihaknya memberikan tawaran berupa cicilan untuk travelling. Selain itu ada juga fasilitas cash back untuk konsumen yang rutin melakukan transaksi groseri. Saat ini CIMB Niaga memiliki total 2,3 juta nasabah dengan volume transaksi sekitar Rp8,5 triliun. Dengan perlakuan mekanisme tersebut, Lani berharap dapat mendorong transaksi kartu kredit naik sekitar 15 persen pada tahun ini.

Meskipun demikian, di tengah upaya meningkatkan transaksi kartu kredit untuk keperluan konsumsi, ada baiknya bila perbankan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dengan memperhatikan kemampuan membayar para nasabah. Tentunya agresivitas dalam memacu volume dan transaksi kartu kredit jangan sampai menambah jumlah nasabah yang gagal membayar sehingga merugikan bank maupun nasabah itu sendiri.
BISNIS.COM

Berita terkait

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

3 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

13 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

13 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

16 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

23 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

26 hari lalu

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

Selama periode libur Hari Raya Idul Fitri, Bank BJB tetap membuka beberapa jaringan kantor melalui kegiatan operasional terbatas dan layanan weekend banking.

Baca Selengkapnya

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

29 hari lalu

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

Ruas jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi mengalami longsor, diduga karena intensitas hujan deras pada Rabu malam

Baca Selengkapnya

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

29 hari lalu

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

BCA mengumumkan penyesuaian jadwal operasional kantor cabang selama periode libur Idul Fitri 2024 berdasarkan hari libur yang ditetapkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

31 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

Bank Mandiri menyatakan bahwa kondisi para debiturnya yang terdampak Covid-19 telah kembali normal.

Baca Selengkapnya