Pekerja membuat cetakan roti dari bahan alumunium di kawasan Sampangan, Semanggi, Surakarta, Jawa Tengah, 8 Mei 2015. Cetakan roti dijual dari harga 4 ribu hingga yang termahal kompor oven dengan harga 3 jutaan rupiah. Tempo/Bram Selo Agung
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Keuangan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) Oggy Achmad Kosasih mengatakan pihaknya akan menghabiskan belanja modal sebesar USD 3 miliar sampai 2021. Dia menambahkan sumber pendanaan belanja modal tersebut berasal dari kas internal dan pinjaman.
"Kami juga pakai dana luar, pinjaman dan penerbitan obligasi," kata Oggy Achmad saat ditemui di Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta Pusat, Rabu 22 Maret 2017.
Menurut Oggy, belanja modal akan digunakan untuk penambahan kapasitas produksi mereka. Selain itu, dana akan dialokasikan untuk program pembangunan Smelter Grade Alumina bekerja sama dengan PT Antam.
Oggy mengungkapkan Inalum memang akan melakukan pengembangan dari hulu hingga ke hilir. Pembangunan di hulu akan berupa pembangunan Smelter Grade Aumina. "Kami masih impor alumina untuk bahan baku alumunium."
Dihilir, kata Oggy, Inalum akan melakukan pembuatan alumunium alloy di mana akan mereka pasarkan ke Jawa Timur. Alasannya di Jawa Timur sudah terbangun pabrik velg dan blok mesin, yang menggunakan alumunium jenis tersebut.
Oggy melanjutkan nilai tambah atas produk ini cukup besar mengingat selama ini Inalum masih mengimpor. Dia berharap dengan membuat sendiri akan ada penghematan dari biaya produksi. "Dengan kami bikin sendiri, semua jadi lebih hemat."
Inalum saat ini memiliki kapasitas produksi 240 ribu ton dan akan meningkat di 2018 menjadi 300 ribu ton per tahun, seiring dengan angka belanja modal yang dikucurkan itu. Angka itu diharapkan meningkat lagi menjadi 500 ribu ton per tahun pada 2020.
Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani
2 hari lalu
Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.