Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi membaca puisi berjudul "Persetujuan dengan Bung Karno, Di Kereta" dalam acara #17anTempo yang bertema Merayakan Chairil Anwar, di gedung Tempo, Jakarta, 15 Agustus 2016. Tempo Channel
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah memutuskan akan membiayai pembangunan kereta Makassar-Parepare sepanjang 30 kilometer saja pada tahun ini. Sisanya, 116 kilometer, diserahkan kepada perusahaan swasta atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Enggak mesti KAI. Bisa saja swasta,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kepada Tempo, Senin, 20 Maret 2017.
Budi menjelaskan, pemerintah tidak sanggup membangun seluruh jalur kereta Makassar-Parepare murni menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Kebutuhan investasinya diperkirakan mencapai Rp 15 triliun. “Kalau pakai APBN saja, saya enggak tahan,” ujarnya.
Menurut Budi, dana negara dipakai untuk membangun berbagai proyek. “Pemerintah punya banyak tugas membangun di tempat lain,” kata Budi. Karena itu, perusahaan swasta harus dilibatkan untuk mengurangi beban anggaran.
Setelah proyek terbangun, ia berjanji pemerintah akan memberi bantuan, misalnya dalam bentuk public service obligation (PSO) selama masa operasi. PSO itu ditujukan untuk mensubsidi tiket agar tarif terjangkau masyarakat. Itu juga untuk menutup biaya operasi agar investasi perusahaan layak secara ekonomi.
Proyek kereta Trans Sulawesi masuk Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPHMN) 2015-2019. Semula, pemerintah merencanakannya sepanjang 1.700 kilometer dari Makassar sampai Manado. Targetnya, proyek beroperasi pada 2018.
Presiden Joko Widodo meninjau perkembangan pembangunan jalur kereta Trans Sulawesi tahap I Makassar-Parepare ketika berkunjung ke Sulawesi pada November 2015. “Kalau ada kereta api dan transportasi laut ada, kita pastikan biaya transportasi, distribusi lebih rendah, serta biaya logistik lebih murah,” kata dia saat itu.
Menurut Jokowi, kereta Trans Sulawesi akan diintegrasikan dengan pelabuhan dan bandar udara sehingga konektivitas antarmoda transportasi tercipta. Hal itu bertujuan memudahkan akses bagi masyarakat dan pelaku bisnis dalam beraktivitas.
Rencananya, pembangunan rel kereta Trans Sulawesi akan sekaligus dibuat ganda (double track) untuk meningkatkan arus lalu lintas kereta. Proyek ini juga dirancang tak sebidang dengan jalan raya sehingga diharapkan akan meminimalkan risiko kecelakaan. Dari sisi kecepatan, kereta didesain bisa melaju hingga 200 kilometer per jam, jauh lebih cepat ketimbang kereta di Jawa yang rata-rata maksimal 120 kilometer per jam.