TEMPO.CO, Yogyakarta - Nilai transaski dalam ajang Jogja International Furniture & Craft Fair (Jiffina) selama empat hari pada 13-16 Maret 2017 di Jogja Expo Center, di Yogyakarta mencapai US$ 78 juta (sekitar Rp 1 triliun). “Ajang ini dihadiri 778 pembeli dari 48 negara dan 1.218 pembeli domestik," kata ketua panitia Jiffina 2017 Endro Wardoyo, Minggu, 19 Maret 2017.
Para pengusaha mebel dan kerajinan yang paling banyak membeli adalah dari negara-negara Eropa. Di lima besar pembeli dari luar negeri, Jerman merupakan negara terbesar membeli mebel dan kerajinan. Lalu disusul oleh negara Belanda, Amerika Serikat, Italia dan Inggris.
Pada pemeran yang sama di tahun lalu, kata Endro, transaksi mebel dan kerajinan mencapai US$ 70 juta. Tahun ini meningkat menjadi US$ 78 juta. Meskipun begitu, nilai transaksi itu belum melampaui target yang ditentukan yaitu US$ 90 juta. Namun, kenaikan nilai transaksi itu sudah merupakan hasil yang maksimal di tengah kondisi ekonomi dunia yang belum sepenuhnya membaik.
"Ini baru transaksi langsung saat pameran, jika ada yang belum melakukan transaksi bisa memfollow up setelah pameran. Nilainya pasti akan bertambah," kata dia.
Ketua Jiffina Jawa-Bali, Timbul Rahardjo, menyatakan tiap tahun diadakan pameran serupa di Yogyakarta. Diharapkan para peserta pameran bertambah. Juga transaksi di lokasi pameran semakin banyak. Apalagi sosialisasi pameran sudah dilakukan jauh hari sebelumnya di negara-negara pengekspor dan pembeli mebel atau kerajinan.
"Capaian jumlah buyer meningkat signifikan dan kemungkinan transaksi follow-upnya juga meningkat. Tahun depan kami akan menggunakan tiga hall karena Jiffina 2017 baru memakai dua hall di lokasi pameran," kata dia.