BI : Ekonomi Triwulan I Didukung Konsumsi dan Investasi

Reporter

Editor

Abdul Malik

Kamis, 16 Maret 2017 23:02 WIB

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia menyatakan perekonomian Indonesia pada triwulan I 2017 akan tumbuh relatif menguat dibandingkan triwulan IV 2016. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, mengatakan tumbuhnya ekonomi didorong oleh investasi, konsumsi, dan ekspor yang membaik.

"Investasi non bangunan diperkirakan akan terus membaik tercermin dari berlanjutnya penjualan alat berat yang meningkat dan serta penjualan semen yang mulai tumbuh positif," kata Tirta dalam konferensi pers usai RDG di Kompleks BI, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Maret 2017.

Baca : Jokowi: Masyarakat Kembangkan Ekonomi Pos Lintas Batas Negara

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga, menurut Tirta, akan tetap tinggi. Hal itu terindikasi dari penjualan ritel yang tumbuh stabil dan ekspektasi konsumen yang positif. Kontribusi pemerintah terhadap konsumsi dan investasi pun membaik. "Dari sisi eksternal, kinerja ekspor diperkirakan tetap meningkat seiring kenaikan harga komoditas."

Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI, Dody Budi Waluyo, berujar kenaikan harga komoditas global memberikan dampak yang positif terhadap konsumsi rumah tangga dan investasi, khususnya investasi non bangunan. "Secara cepat, kenaikan harga komoditas langsung terserap pada konsumsi," katanya.

Saat ini, kata Dody, pendapatan produsen maupun petani di Indonesia bagian timur mulai naik. Penjualan barang-barang konsumsi, salah satunya motor, naik. "Hal itu didorong permintaan yang tinggi. Investasi non bangunan juga naik, terutama alat-alat berat yang terkait dengan korporasi yang bergerak di bisnis sumber daya alam," ujarnya.

Baca : Menteri Darmin Sebut Dampak Kenaikan Fed Fund Rate Sementara

Dody belum mau memberikan prediksi angka pertumbuhan ekonomi untuk triwulan I. Namun, pertumbuhan ekonomi pada 2017 ini ditargetkan berada di kisaran 5-5,4 persen. "Belum akan kami koreksi dulu. Kami masih cukup confidence dengan perkembangan harga. Yang harus diamati, sejauh mana harga global ini, permanen atau temporer," tuturnya.

Menurut Dody, pertumbuhan ekonomi dunia saat ini sangat positif. Ekonomi AS tumbuh positif. Cina memang mengoreksi pertumbuhan ekonomi mereka ke bawah. Namun, kata dia, target pertumbuhan ekonomi Cina tetap tinggi. "Artinya, akan meningkatkan perdagangan dunia dan meningkatkan demand terhadap sumber daya alam."

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

6 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

6 jam lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

7 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

10 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

14 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya