Fed Rate Naik, BI Belum Berencana Ubah Bunga Acuan

Reporter

Editor

Setiawan

Kamis, 16 Maret 2017 21:11 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia belum berencana menaikkan atau menurunkan suku bunga acuannya walaupun kemarin suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau Fed Fund Rate naik. Kepala Kebijakan Ekonomi Moneter BI Dody Budi Waluyo berujar, BI akan tetap mengantisipasi resiko, baik resiko global maupun resiko domestik.

"Kita tetap untuk tetapkan policy rate di posisi yang normal. Rate sekarang di level 4,75 persen cukup memadai. Tekanan inflasi dan tekanan nilai tukar, semuanya calculated," kata Dody dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur BI di Kompleks BI, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Maret 2017.

Menurut Dody, BI akan siap di posisi apa pun seandainya terdapat resiko yang memaksa peningkatan atau penurunan suku bunga. "Saat inflasi terganggu, tentu ada stance yang berubah. Tapi, apakah melalui suku bunga? Kami memiliki bauran kebijakan, baik suku bunga, nilai tukar, ataupun makroprudensial," tuturnya.

Dody menambahkan, kenaikan FFR kemarin sudah terkalkulasi para pelaku pasar. Hari ini, rupiah ditutup menguat sekitar 0,12 persen. Sementara itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) juga ditutup menguat sekitar 1,5 persen. "Artinya, yang kami khawatirkan bahwa kenaikan FFR akan diikuti pelemahan di negara emerging ternyata tidak terjadi."

Arus modal yang masuk atau capital inflow per 13 Maret lalu, menurut Dody, mencapai US$ 2,1 miliar. Fundamental ekonomi dan suku bunga diferensial juga masih dipandang positif. "Return dari surat berharga masih positif bagi pelaku pasar. Kami berharap, rating agency yang akan datang ke Indonesia akan memperbaiki rating kita."

Namun, Dody menuturkan, terdapat beberapa pelaku pasar dan produsen yang mengeluh bahwa terdapat penurunan beberapa kegiatan ekspor. Penurunan tersebut diharapkan bersifat temporer. "Mudah-mudahan tidak berdampak terhadap aktivitas perekonomian secara keseluruhan," kata Dody.

Untuk kenaikan FFR selanjutnya, Dody memperkirakan, akan kembali terjadi dua kali
hingga akhir 2017. Kenaikan FFR akan dilakukan secara gradual karena masih melihat
arah kebijakan fiskal pemerintah AS. "Ini menenangkan pasar sehingga tidak terjadi
tekanan dan pelemahan di mata uang regional."

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

9 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

13 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

2 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya