TEMPO.CO, Jakarta - Kurs dolar Amerika Serikat berakhir lebih rendah terhadap mata uang utama lain pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah keputusan Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya dalam tiga bulan.
"Mengingat realisasi dan ekspektasi kondisi-kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi, bank sentral memutuskan menaikkan kisaran target untuk suku bunga federal fund 25 basis poin menjadi 0,75-1,0 persen," kata komite pembuat kebijakan Fed dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah pertemuan selama dua hari, Rabu, 15 Maret 2017.
Baca: Ketidakpastian Berakhir, The Fed Naikkan Suku Bunga 25 Basis Poin
Para analis mengatakan, sejak kenaikan suku bunga secara luas telah diperkirakan pasar, investor tetap berhati-hati tentang kenaikan suku bunga berikutnya tahun ini mengingat ketidakpastian kebijakan fiskal pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,65 persen menjadi 101,040 pada akhir perdagangan.
Simak: The Fed Naikkan Suku Bunga untuk Menahan Inflasi
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0683 dolar Amerika dari 1,0620 dolar Amerika di sesi sebelumnya dan pound sterling Inggris naik menjadi 1,2261 dolar Amerika dari 1,2164 dolar Amerika di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7657 dolar Amerika dari 0,7568 dolar Amerika.
Dolar Amerika dibeli 113,87 yen Jepang, lebih rendah dari 114,66 yen pada sesi sebelumnya. Dolar Amerika jatuh ke 1,0031 franc Swiss dari 1,0092 franc Swiss dan turun tipis menjadi 1,3369 dolar Kanada dari 1,3485 dolar Kanada.
ANTARA
Berita terkait
Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga
2 hari lalu
Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.
Baca SelengkapnyaSamuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok
2 hari lalu
IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.
Baca SelengkapnyaLagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS
4 hari lalu
Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaBNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga
4 hari lalu
PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.
Baca SelengkapnyaBNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024
4 hari lalu
Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.
Baca SelengkapnyaSuku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
5 hari lalu
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
8 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.
Baca SelengkapnyaEkonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025
8 hari lalu
Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.
Baca SelengkapnyaSetelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat
8 hari lalu
Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan
9 hari lalu
BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.
Baca Selengkapnya