The Fed Naikkan Suku Bunga untuk Menahan Inflasi

Reporter

Kamis, 16 Maret 2017 08:15 WIB

Janet Yellen berada di posisi kedua daftar perempuan paling berpengaruh di dunia versi Forbes. Janet adalah wanita pertama yang mengepalai bank sentral paling berpengaruk di dunia, Federal Reserve. REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Jakarta -US Federal Reserve atau Bank Sentral Amerika The Fed telah berusaha untuk mencegah kenaikan inflasi sejak terjadi krisis moneter 2008, dengan cara menaikkan tingkat suku bunga (Fed Fund rate/FFR).

Terakhir, pada hari ini, Kamis, 16 Maret 2017 (Rabu, 15 Februari waktu setempat) The Fed kembali menaikkan FFR sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen, dari 0,75 persen menjadi 1 persen. "Pertumbuhan ekonomi semakin kuat, tingkat pengangguran lebih rendah," ujar Janet Yellen saat mengumumkan kenaikan FFR seperti dikutip dari The Guardian.

Menurut Gubernur The Fed Janet Yellen, Federal Reserve berusaha menyisihkan kekhawatiran tentang dampak suku bunga yang lebih tinggi dari belanja konsumsi, untuk mengkonfirmasi proyeksi analis bahwa pihaknya juga telah siap untuk kembali menaikkan suku bunga, untuk menjaga inflasi tetap berada di atas level target 2 persen.

Baca: Suku Bunga The Fed Naik 2017, Ini Antisipasi BI


"Saya dan rekan-rekan saya (Federal reserve) mengakui kemajuan perekonomian dalam dua hal obyektif yakni lapangan kerja dan stabilitas harga. Kami berharap ekonomi dapat terus tumbuh lebih baik, dengan bursa tenaga kerja lebih kuat dan inflasi menyentuh 2 persen dalam beberapa tahun," ucapnya.


Yellen mengatakan, berbagai indikator menunjukkan bahwa perekonomian AS dala, keadaan yang sehat, sehingga Komite Pengaturan Suku Bunga kembali mendorong agar suku bunga kembali normal ke tingkat historis. Adapun sembilan dari sepuluh pembuat kebijakan dari The Fed menyatakan setuju untuk menaikkan suku bunga.

Simak: Pejabat The Fed Suku Bunga Naik Secepatnya


Usai mengumumkan kenaikan, Yellen menuturkan bahwa dirinya telah bertemu dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, dan telah melakukan diskusi positif tentang perekonomian negara, kebijakan peraturan, dan tentang apa yang dikerjakan oleh Financial Stability Oversight Council (Dewan Pengawas Stabilitas keuangan).


"Saya benar-benar berharap untuk memiliki hubungan yang kuat dengan Menteri Mnuchin," ucapnya.

Sebelumnya, pada hari ini Departemen Perdagangan AS juga telah merilis data penjualan ritel yang mengalami kenaikan meski tipis yakni 0,1 persen pada Februari. Kenaikan tersebut lebih baik dari yang diperkirakan sebelumnya pada Januari.

DESTRIANITA | THE GUARDIAN | REUTERS

Advertising
Advertising

Berita terkait

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

4 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

4 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

4 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya