Adhi Karya Bidik Pendapatan Rp 3 Triliun dari Proyek Properti
Editor
Saroh mutaya
Senin, 13 Maret 2017 13:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Adhi Karya Tbk melalui anak usaha PT Adhi Persada Properti (APP) dan Departemen Transit Oriented Development (TOD) menargetkan pendapatan penjualan hingga Rp 3 triliun sepanjang tahun ini. Rinciannya, untuk APP Rp 1,7 triliun atau meningkat dari pendapatan tahun lalu Rp 1,3 triliun dan Departemen TOD Rp 1,3 triliun, meningkat dari tahun lalu Rp 350 miliar.
Direktur PT Adhi Karya Tbk Budi Saddewa Soediro mengatakan mayoritas pendapatan APP akan disokong dari pembangunan proyek apartemen, baik secara mandiri maupun kerja sama. Paling baru, ada dua proyek Grand Taman Melati Margonda 2 di Depok, Jawa Barat, yang akan dibangun pada akhir Maret ini, dan Taman Melati Malang di Jawa Timur, yang dibangun pada Juli nanti.
Perseroan juga menjadwalkan seremoni tutup atap untuk apartemen Taman Melati Sundiadi di Yogyakarta pada akhir bulan ini.
Ketiga proyek tersebut akan melengkapi portofolio proyek mahasiswa perseroan menjadi delapan menara apartemen Taman Melati yang tersebar di Depok, Jatinangor, Malang, dan Yogyakarta.
“Untuk apartemen murni kami bangun secara mandiri. Selain itu, kami masih kerjakan Wisma Atlet dan ada juga nanti yang terbaru dua menara di Nagreg, Jawa barat, dan daerah Jakarta Timur dengan nilai total investasi Rp 800 miliar,” kata dia, Senin, 13 Maret 2017.
Budi menambahkan, selain proyek mandiri tersebut, perseroan akan mendorong APP terus menggencarkan berbagai proyek kerja sama. Untuk Departemen TOD, perseroan berencana mulai mengembangkan di sekitar lahan Cikunir II dan III dengan konsep kawasan terpadu yang di dalamnya akan berdiri apartemen, hotel, pusat retail, dan ruang perkantoran.
Di lahan Cikunir II, Adhi Karya memiliki lahan seluas 5 hektare, yang akan mulai dikembangkan pada September dengan skema kerja sama pemilik lahan di sana. Perseroan akan memegang porsi keuntungan 65 persen dan sisanya oleh mitra.
Menurut Budi, nantinya Departemen TOD akan menargetkan kepemilikan lahan pada 16 stasiun kereta api ringan. Saat ini, Adhi Karya masih memiliki lahan TOD untuk 10 stasiun dengan total lahan 54 hektare dan rencananya akan mengakuisisi hingga 130 hektare pada tahun ini. “Kami anggarkan Rp1,4 hektare khusus untuk akuisisi lahan TOD di enam stasiun yang belum kami miliki,” ujar Budi.
Budi menilai, untuk pengembangan 54 hektare kawasan TOD di 10 stasiun, perseroan kira-kira akan menginvestasikan hingga Rp35 triliun dengan waktu penyelesaian sembilan tahun ke depan.
Sedangkan hasil akuisisi lahan akan menjadi proyek jangka panjang bagi perseroan. Sebab, dalam pengembangan TOD dibutuhkan perencanaan desain yang matang mengingat karakteristik setiap stasiun berbeda-beda. Sedangkan sejumlah proyek TOD yang sedang terus dikembangkan, yakni Bekasi Timur, Sentul, Ciracas, dan Cikoko, direncanakan akan dimulai pada Juli ini.
BISNIS.COM