Seorang petani membawa buah cokelat atau kakao yang baru dipanen di Desa Gantarang Keke, Sulawesi Selatan, 8 Mei 2015. Produksi kakao terus turun sejak 2011. REUTERS/Yusuf Ahmad
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menilai pertumbuhan ekonomi di wilayahnya berjalan tidak imbang. Sebagian besar pertumbuhan ditopang oleh industri tambang nikel. "Pertambangan mendominasi tapi pertanian ditinggalkan," kata dia di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, 9 Maret 2017.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah di 2016 mencapai 9,9 persen. Namun Longki mengatakan angka kemiskinan pun ternyata cukup tinggi, yaitu 14 persen. Ia menilai hal itu sebagai sesuatu yang anomali.
Oleh sebab itu, dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo, Longki mengusulkan agar sektor di luar pertambangan mendapat perhatian yang lebih. Tujuannya agar pertumbuhan ekonomi berjalan stabil dan berkelanjutan. "Tambang itu milik pengusaha di Jakarta. Kami ujungnya jadi buruh," kata dia.
Upaya meningkatkan pertumbuhan di sektor pertanian atau perkebunan sudah dilakukan. Menurut Longki, pemerintah sudah menawarkan kredit usaha rakyat kepada para petani. Namun hal itu sulit diterima. "Petani kami masuk bank saja harus buka sepatu, susah mensosialisasikan," ucapnya.
Di luar pertambangan, Sulawesi Tengah mempunyai potensi yang besar di komoditas kakao. Setiap tahunnnya, lanjut Longki, Sulawesi Tengah bisa mengekspor biji coklat sebanyak 160 ribu ton. Kepada Presiden Jokowi ia berharap proyek strategis nasional bisa cepat rampung.
Sementara itu, Presiden Jokowi mengatakan ada potensi unggulan di Sulteng selain sektor pertambangan. Salah satunya ialah sektor perkebunan, seperti kakao, kopi, kelapa, dan cengkeh. Agar momentum pertumbuhan ekonomi bisa terjaga, presiden ingin pengembangan potensi itu mesti diolah lagi agar ada nilai tambah. "Komoditas unggulan itu bisa jadi basis tumbuhnya ekonomi rakyat di Sulawesi Tengah," ucap Jokowi.
PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran
11 jam lalu
PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik partai-partai non-Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung pasca penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, sikap tersebut mencontoh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.