IHSG Rawan Koreksi, Imbas Sentimen Naiknya Suku Bunga AS  

Reporter

Kamis, 9 Maret 2017 07:24 WIB

Penyandang disabilitas mengamati harga saham lewat ponsel dalam Sekolah Pasar Modal bagi Difabel di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 18 Januari 2017. Dalam sekolah tersebut para peserta dapat langsung mencoba membeli saham melalui aplikasi di telepon pintar serta komputer. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan hari ini, Kamis, 9 Maret 2017, diperkirakan cenderung koreksi. Analis saham dari First Asia Capital, David Sutyanto, mengatakan pelemahan tersebut menyusul meningkatnya prospek kenaikan bunga di Amerika Serikat dan koreksi di harga komoditas energi dan logam.

"Pasar mengantisipasi rencana kenaikan bunga FFR dalam pertemuan FOMC pekan depan, IHSG diperkirakan bergerak di 5.370 hingga 5.420 cenderung koreksi," ujar David dalam pesan tertulis, Kamis, 9 Maret 2017.

Baca: IHSG Diprediksi Bergerak Naik ke 5.420, Rupiah Stabil

Pada perdagangan saham kemarin, transaksi kembali didominasi tekanan jual dalam rentang konsolidasi, terimbas sentimen negatif kawasan Asia. IHSG kemarin ditutup koreksi 8,85 poin (0,16 persen) di 5.393,76 dengan support sederhana bertahan di 5.390 dan resisten di 5.420.

Menurut David, pasar terlihat kurang bergairah. Kekhawatiran kenaikan bunga FFR pada pertemuan Maret ini diperburuk dengan data perdagangan Cina pada Februari lalu yang di bawah perkiraan.

Baca: Dibayangi Dolar Amerika, IHSG Berpeluang Menguat Terbatas

Secara tak terduga, neraca perdagangan Cina pada Februari lalu mengalami defisit US$ 9,15 miliar dibanding perkiraan sebelumnya surplus US$ 27,8 miliar dan bulan sebelumnya surplus US$ 51,4 miliar. Ekspor Cina Februari lalu turun 1,3 persen (yoy) di bawah perkiraan naik 12,3 persen dan bulan sebelumnya naik 7,9 persen. Sedangkan impor Cina Februari lalu melonjak 38,1 persen (yoy) di atas perkiraan naik 20 persen dan bulan sebelumnya 16,7 persen. Memburuknya kinerja perdagangan Cina pada Februari lalu telah menekan pasar saham Asia kemarin.

"Memburuknya data perdagangan Cina (pada) Februari lalu turut menekan harga sejumlah komoditas logam dan berimbas pada tekanan di harga saham sektoral berbasis komoditas tambang logam," ucap David.

Sementara Wall Street tadi malam kembali ditutup di teritori negatif menyusul anjloknya harga minyak mentah. Indeks DJIA dan S&P masing-masing koreksi 0,33 persen dan 0,23 persen di 20.855,73 dan 2.362,98. Harga minyak mentah di Amerika tadi malam anjlok 5,5 persen di US$ 50,19 per barel menyusul data Energy Information Administration (EIA). Cadangan minyak mentah Amerika pekan lalu melonjak 8,2 juta barel di atas perkiraan 1,1 juta barel.

Selain itu, kemarin, pasar mengantisipasi rencana kenaikan bunga FFR dalam pertemuan FOMC pekan depan setelah data tenaga kerja tadi malam merilis penambahan angkatan kerja hingga 298 ribu pada Februari lalu di atas perkiraan 184 ribu. "Data tenaga kerja ini memicu keyakinan pasar akan kenaikan bunga The Fed atau FFR bulan ini," kata David.

DESTRIANITA

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

6 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

10 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

11 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

13 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

13 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

13 hari lalu

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

14 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

17 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

19 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya