94,7 Persen Korporasi Non-Bank Lapor Utang Luar Negerinya ke BI  

Reporter

Selasa, 7 Maret 2017 22:29 WIB

Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Tingkat kepatutan korporasi non-bank melaporkan utang luar negerinya ke Bank Indonesia meningkat. Menurut data pada triwulan III 2015 lalu, tingkat kepatuhan baru mencapai 85,2 persen dari 2.700 korporasi.

Baca: Utang Luar Negeri RI Akhir 2016 Mencapai US$ 317 Miliar

Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, tingkat kepatuhan meningkat menjadi 94,7 persen atau sebanyak 2.557 perusahaan pada Triwulan III 2016. "Sebagian besar perusahaan sudah melaporkan utang luar negerinya ke BI," ujar Dody di Kompleks BI, Jakarta Pusat, Selasa, 7 Maret 2017.

Bank Indonesia mewajibkan korporasi non-bank melaporkan utang luar negerinya dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 16 Tahun 2014 tentang Prinsip Kehati-hatian dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Nonbank.

Dody menuturkan, perusahaan yang telah melaporkan utang luar negerinya kepada BI tersebut memiliki komposisi sebesar 97,2 persen dari total outstanding utang luar negeri korporasi nonbank. "Kemampuan pemerintah untuk memahami detail utang luar negeri semakin baik. Sebanyak 97,2 persen utang luar negeri swasta kami petakan sekarang."

Dalam pelaporan utang luar negerinya, korporasi wajib memiliki rasio lindung nilai sebesar 25 persen, baik untuk kewajiban valas dengan jangka waktu 0-3 bulan ataupun jangka waktu 3-6 bulan. Untuk rasio likuiditas, yakni perbandingan antara aset valas dan kewajiban valas sampai dengan tiga bulan ke depan, minimal 70 persen.

Baca: BI: Utang Luar Negeri Turun, Ini Pemicunya

Berdasarkan data BI, tingkat kepatuhan korporasi pada pemenuhan rasio lindung nilai membaik. Rasio lindung nilai untuk kewajiban valas dengan jangka waktu 0-3 bulan mencapai 89 persen dan dengan jangka waktu 3-6 bulan mencapai 94 persen. "Sementara kepatuhan rasio likuiditas 86 persen dari jumlah korporasi melaporkan," kata Dody.
ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 jam lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

7 jam lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

20 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

1 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

3 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

4 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya