BKPM : Indonesia Lebih Berpeluang Ekspor Ke Negara IORA  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Senin, 6 Maret 2017 21:31 WIB

Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) bersalaman dengan Ketua Kadin Rosan Perkasa Roeslani (kiri) disaksikan Kepala BKPM Thomas Lembong (kedua kiri), sementara Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma (kanan) bersalaman dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (ketiga kanan) disaksikan Menko Perekonomian Darmin Nasution (kedua kanan) usai membuka Business Summit dalam rangkaian KTT IORA ke-20 tahun 2017 di JCC, Jakarta, 6 Maret 2017. ANTARA/IORA SUMMIT 2017/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Thomas Lembong, mengatakan Indonesia berpeluang melakukan ekspor komoditas ke negara-negara anggota Asosiasi Negara-negara Pesisir Samudera Hindia (Indian Ocean Rim Association/IORA). Dia melihat secara skala ekonomi, pasar terbuka untuk negara-negara di Afrika dan Timur Tengah.

"Afrika dan Timur Tengah, skala ekonomi Indonesia dari sisi harga bersaing," kata Thomas saat ditemui di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) IORA, Jakarta Convention Center, Senin 6 Maret 2017.

Lembong menuturkan negara di Afrika dan Timur Tengah bisa menjadi pasar potensial untuk produk otomotif asal Indonesia. Hal ini, menurut dia sejalan dengan keinginan Menteri Perindustrian menjadikan Indonesia sebagai hub produk otomotif. “Semakin ekonomi jalan, semakin kompetitif harga,” ujarnya.

Baca : Investasi Negara-negara IORA Naik 13,4 Persen di Indonesia

Selain otomotif, pasar di dua kawasan itu juga potensial untuk pasar industri produk makanan dan minuman. Perusahaan makanan dan minuman olahan, kata Lembong, seperti produksi PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan PT Wingsfood Indonesia telah membuka pabrik di Nigeria.

Lembong mengatakan produk yang bisa ditawarkan untuk dijual ke negara-negara anggota IORA akan sangat bergantung pada negara bersangkutan. Sebab kondisi negara anggota IORA bermacam-macam, ada yang berkembang dan ada juga yang masih miskin. Namun secara umum, peluang kerja sama yang akan digarap adalah di sektor pariwisata, perdagangan, dan investasi.

Lembong melihat lebih masuk akal, Indonesia yang memasukan produk ke negara-negara anggota IORA. "Lebih masuk akal ke sana, produk kita bisa bersaing di sana," ungkapnya.

Baca : Mendag Apresiasi Penangkapan Kartel Cabai

Khusus di sektor pariwisata, Lembong melihat peluang terbuka luas. Alasannya negara-negara anggota IORA memiliki keindahan alam yang luar biasa. Oleh karena itu, dia merasa kalau wisatawan asal negara-negara anggota IORA bisa ditarik ke Indonesia. "Bagaimana caranya menarik mereka agar mengunjungi Belitung, Yogyakarta dan Lombok."

DIKO OKTARA

Berita terkait

Paytren Dicabut OJK, Apa Itu Investasi Syariah? Simak Penjelasan Ekonom Celios

1 menit lalu

Paytren Dicabut OJK, Apa Itu Investasi Syariah? Simak Penjelasan Ekonom Celios

Manajer investasi usaha bidang konvensional berpatokan pada pasar bebas.

Baca Selengkapnya

Kasus Ledakan Pabrik Smelter Bertambah, Pengamat: Pemerintah Lebih Prioritaskan Investasi Ketimbang Sistem Keamanan Pabrik

12 jam lalu

Kasus Ledakan Pabrik Smelter Bertambah, Pengamat: Pemerintah Lebih Prioritaskan Investasi Ketimbang Sistem Keamanan Pabrik

Pemerintah terkesan tidak serius dalam penerapan standar keamanan untuk perusahaan smelter ataupun investor asing yang masuk ke Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

2 hari lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

2 hari lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

2 hari lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

3 hari lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

3 hari lalu

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. atau Saratoga (SRTG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 298,43 miliar atau sekitar Rp 22 per lembar saham.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

4 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

4 hari lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

4 hari lalu

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

AXA Mandiri Financial Services berhasil meraup laba bersih senilai Rp 1,33 triliun pada 2023 atau tumbuh 13,2 persen dibanding tahun 2022.

Baca Selengkapnya