Saluran Kredit Perbankan, Korporasi Masih Berisiko  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 3 Maret 2017 02:00 WIB

Seorang nasabah bertransaksi menggunakan layanan perbankan online di Jakarta,(15/2). BI menilai perbankan butuh waktu untuk menurunkan suku bunga kredit agar penetapan bunga berada di batas aman. TEMPO/Panca Syrukani

TEMPO.CO, Jakarta - Risiko kredit perbankan diproyeksikan cukup tinggi pada tahun ini, terutama di segmen nasabah korporasi dan komersial, diikuti oleh segmen nasabah mikro dan menengah.

Indonesia Banking Survey 2017 yang dipublikasikan oleh PwC menunjukkan kekhawatiran terhadap risiko kredit di segmen nasabah korporasi dan komersial terjadi di seluruh kategori bank, yakni bank BUMN, bank swasta nasional, bank asing, dan bank syariah.

Survei ini diikuti oleh 78 bankir dari 58 bank yang mewakili 87% aset perbankan nasional. Secara umum, para bankir ini menilai risiko kredit sebagai salah satu risiko terbesar dalam pengembangan bisnis perbankan pada tahun ini, karena risiko kredit bermasalah yang masih membayang.

David Wake, PwC Indonesia Financial Sevices Industry Leader, mengatakan kekhawatiran perbankan terhadap penyaluran kredit ke segmen nasabah ini dipengaruhi oleh masih rendahnya keyakinan terhadap potensi pembaikan harga komoditas dalam jangka panjang.

“Sebab pada tahun lalu NPL di Indonesia sangat dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas,” ujarnya, Rabu (1 Maret 2017).

Masih belum pulihnya kepercayaan terhadap sektor komoditas juga tercermin dalam Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia.

Pertumbuhan investasi dunia usaha diperkirakan masih akan melambat pada triwulan pertama 2017, disebabkan oleh penurunan investasi di sektor industri pengolahan serta sektor pertambangan dan penggalian.

Kondisi ini direspons oleh perbankan, yang memutuskan untuk membatasi ekspansi penyaluran kredit korporasi dan komersial, terutama ke sektor-sektor yang dinilai belum aman.

PT Bank Mandiri Tbk. (Bank Mandiri), misalnya, yang memiliki portofolio besar dalam kredit segmen korporasi, pada tahun ini memilih untuk lebih berhati-hati.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pada tahun lalu segmen kredit komersial menjadi penyumbang utama kredit bermasalah, karena banyak debitur yang hanya memiliki satu jenis bisnis langsung terkena dampak penurunan kondisi ekonomi.

Kualitas kredit yang memburuk di segmen kredit komersial kemudian merembet ke segmen kredit konsumer, akibat penurunan daya beli tenaga kerja yang mengandalkan pendapatan dari perusahaan yang terdampak krisis.

“Pada 2015 banyak ekspansi sampai over levereage, ketika kena hantaman ekonomi kemampuan bayarnya turun dan memicu kredit bermasalah pada tahun berikutnya,” katanya.

Pada tahun ini, Bank Mandiri memutuskan menggeser fokus bisnis dari segmen komersial dan business banking pada kredit korporasi dan kredit konsumsi.

Di segmen kredit korporasi, sektor utama yang akan menjadi target utama penyaluran kredit adalah industri perkebunan kelapa sawit, infrastruktur, serta manufaktur dan mineral.

Bank Mandiri juga akan lebih selektif dalam menyalurkan kredit, baik dalam hal pemilihan sektor, lokasi, maupun nasabah.

Presiden Direktur PT Bank Permata Tbk. (Bank Permata) Ridha D.M. Wirakusumah menilai kredit korporasi tengah menghadapi tantangan berat karena secara umum kondisi industri cenderung menurun. Namun demikian, menurutnya, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan oleh bank untuk memperbaiki kualitas kredit.

Ridha menambahkan pada tahun ini pihaknya akan memprioritaskan untuk mengembangkan bisnis wholesale banking yang berada dalam ekosistem anak perusahaan PT Astra International Tbk yang bergerak di berbagai
sektor.

“Kita bagian dari ekosistem Astra, ada tujuh pilar besar otomotif, alat berat, agribisnis, properti dan lainnya. Ada banyak. Kita bagian dari keluarga Astra, kita bisa membantu lebih banyak lagi,” ujarnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank Pan Indonesia Tbk. (Bank Panin) Herwidayatmo mengatakan, pihaknya tetap menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit komersial meskipun risikonya cukup besar.

Pemilihan sektor penyaluran kredit secara cermat diyakini akan membantu perseroan menjaga kualitas kredit agar tetap berada pada batas aman.

Emiten perbankan berkode saham PNBN ini, misalnya, memutuskan untuk menghindari spekulasi serta fokus pada sektor yang telah benar-benar dipahami dengan baik.

Hingga saat ini, Bank Panin belum masuk ke sektor pertambangan yang dinilai masih berisiko. Perseroan juga belum mendalami peluang penyaluran kredit ke sektor infrastruktur dan pertanian yang saat ini didorong oleh pemerintah.

“Kalau pemerintah menginginkan, kami akan belajar dulu ke sana. Pada dasarnya kalau tidak mengenal betul, walaupun itu menjanjikan, kita tidak akan masuk,” ujarnya.

Kredit komersial menjadi salah satu penopang utama penyaluran kredit Bank Panin. Sepanjang tahun lalu, portofolio kredit komersial mencapai sekitar 42% dari total kredit yang tercatat senilai Rp134,63 triliun.

Menanggapi survei itu, Direktur Utama Bank Danamon Sng Seo Wah mengatakan, setiap kredit memiliki risikonya masing-masing, tetapi perseroan memang tidak memfokuskan diri kepada kredit korporasi.

"Memang kami tidak fokus di kredit korporasi, fokus kita banyak di komersial, tapi komersial yang kecil bukan komersial yang besar, jadi size komersial kami, size UKM, juga kecil dibandingkan bank bank lain," ujarnya.

Sementara, Chief Financial Officer Bank Danamon Vera Eve Lim mengatakan ke depan perseroan juga akan mengedepankan prinsip kehati-hatian.

"Kredit mana sih yang nggak punya risiko? Namun, di kredit itu ada first defensive, second layer defensive dan sebagainya, pertumbuhan harus, tapi prinsip kehati-hatian juga harus."
BISNIS

Berita terkait

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

12 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

12 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

21 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

21 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

24 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

32 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

34 hari lalu

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

Selama periode libur Hari Raya Idul Fitri, Bank BJB tetap membuka beberapa jaringan kantor melalui kegiatan operasional terbatas dan layanan weekend banking.

Baca Selengkapnya

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

37 hari lalu

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

Ruas jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi mengalami longsor, diduga karena intensitas hujan deras pada Rabu malam

Baca Selengkapnya

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

37 hari lalu

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

BCA mengumumkan penyesuaian jadwal operasional kantor cabang selama periode libur Idul Fitri 2024 berdasarkan hari libur yang ditetapkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

39 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

Bank Mandiri menyatakan bahwa kondisi para debiturnya yang terdampak Covid-19 telah kembali normal.

Baca Selengkapnya