TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelesaikan tiga bendungan baru di Nusa Tenggara Timur. Tahun ini, terdapat satu bendungan lagi yang akan dibangun di sana.
Seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian PUPR, Rabu, 1 Maret 2017, proyek-proyek itu dibangun karena NTT dikenal sebagai provinsi yang sering mengalami kesulitan air untuk memenuhi kebutuhan permukiman perkotaan, peternakan, dan pertanian.
Ketiga bendungan yang sedang dibangun, yaitu Bendungan Raknamo di Kupang, Bendungan Rotiklot di Belu, dan Bendungan Napun Gete di Sikka. Sejak groundbreaking pada Desember 2014, pembangunan Bendungan Raknamo, yang menelan biaya Rp 710 miliar, telah mencapai 87,11 persen. Kementerian memberikan target kepada PT Waskita Karya selaku kontraktor untuk menyelesaikannya pada Juli ini.
Untuk Bendungan Rotiklot, yang groundbreaking pada 28 Desember 2015 lalu, pembangunannya telah mencapai 44 persen. Progres pembangunan tersebut lebih cepat dari target 33 persen. Bendungan yang digarap PT Nindya Karya bersama PT Universal Suryaprima dengan nilai kontrak Rp 470 miliar tersebut ditargetkan rampung pada 2018 mendatang.
Sementara itu, pembangunan Bendungan Napun Gete, yang kontraknya ditandatangani pada Desember 2016 kemarin, baru mencapai 0,7 persen. Pembangunan bendungan yang dikerjakan PT Nindya Karya dengan nilai kontrak sebesar Rp 849,9 miliar tersebut ditargetkan selesai pada akhir 2020. Namun Kementerian PUPR berupaya mempercepat pembangunan kurang dari lima tahun sejak penandatanganan kontrak.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Imam Santoso menyatakan selalu mengingatkan para kontraktor untuk mengebut pembangunan fisik bendungan-bendungan tersebut. Tujuannya agar proyek-proyek ini dapat rampung lebih cepat dari tenggat yang ditentukan. "Kalau normalnya lima tahun, kami upayakan selesai 3-4 tahun saja,” kata Imam.