Jokowi Tak Puas Harga Pangan Masih Mahal  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 21 Februari 2017 15:05 WIB

Jokowi menanyakan harga beras kepada pedagang di Pasar Pagi Rawamangun, Jakarta Timur, 28 Februari 2015. Beberapa waktu lalu, operasi pasar beras telah digelar. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan distribusi komoditas pangan masih menjadi persoalan utama. Ia menilai masih banyak mata rantai distribusi yang berdampak pada harga pangan yang tidak stabil. “Kami lihat banyak yang tidak benar. Dua tahun ini masih belum benar," ucap Jokowi saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 21 Februari 2017.

Presiden masih menemukan harga pangan tertentu di level petani yang dibanderol Rp 5.000 tapi menjadi Rp 15 ribu saat sampai ke tangan konsumen. Karena belum stabil, Jokowi memerintahkan Kementerian Perdagangan mencari tahu oknum atau pemain yang berada di jalur distribusi. "Cek, kontrol di lapangan," ujarnya.

Baca: Jokowi Minta Pegawai di Kementerian Ini Ajari Pedagang

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu ingin ada keterbukaan harga-harga komoditas terbaru yang dijual di pasar-pasar. Bila perlu, Kementerian Perdagangan membuat aplikasi tentang harga-harga komoditas. "Kenapa tidak tiap sore ditampilkan di TV, radio, atau media sosial? Biar arus informasi diketahui," tutur Jokowi.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengakui, tidak mudah memutus mata rantai distribusi yang berbelit-belit. Di sektor gula, misalnya, dari beberapa mata rantai yang ada, pihaknya telah berupaya memangkas agar lebih pendek. Namun hal itu tidak mudah dilakukan. "Kami bicara baik-baik. Sebab, begitu dipotong, barang itu tidak sampai," ucapnya.

Baca: Diyakini Tol Trans Jawa Akan Beroperasi pada 2018

Kementerian Perdagangan berupaya menggandeng kementerian lain, seperti Kementerian Pertanian; Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; serta Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah, untuk melakukan pembinaan terhadap distributor supaya menjual dengan harga wajar. "Kami sadari, ada sebagian mata rantai itu yang berkelakuan tengkulak," ujar Enggartiasto.

ADITYA BUDIMAN




Berita terkait

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

8 menit lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

1 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

10 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

10 jam lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

10 jam lalu

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

Kementerian Kesehatan membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS berbasis rumah sakit pendidikan gratis.

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

12 jam lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

13 jam lalu

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Indonesia Digital Test House menjadi laboratorium uji perangkat digital terbesar di Asia Tenggara. Simak pesan peresmian Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

13 jam lalu

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

Presiden Jokowi menilai tutupnya pabrik sepatu Bata karena pertimbangan efisiensi dan tidak menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

13 jam lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

14 jam lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya