Minim Sentimen Positif, IHSG Rawan Koreksi  

Reporter

Senin, 20 Februari 2017 09:04 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Analis First Asia Capital, David Sutyanto, mengatakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rawan koreksi pada perdagangan awal pekan, Senin, 20 Februari 2017. IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 5.330 dan resisten di 5.370.

"Meningkatnya risiko capital outflow sepekan terakhir dan minimnya insentif positif bisa memicu koreksi lanjutan," kata David seperti dilansir dalam keterangan tertulisnya, Senin, 20 Februari 2017. David mengatakan pasar akan digerakkan dengan sejumlah isu individual emiten, terutama terkait dengan rilis laba 2016 sejumlah emiten.

Baca Juga: Bursa Saham 2017, Untung atau Buntung?

Pada akhir pekan lalu, perdagangan saham didominasi tekanan jual. IHSG akhirnya tutup di support di 5.350,932. Indeks melemah 27,066 poin atau 0,5 persen. David mengatakan tekanan jual dimotori pemodal asing yang mencatatkan penjualan bersih Rp 727,70 miliar.

Sejumlah saham unggulan yang bergerak di otomotif, perbankan, dan infrastruktur dilanda aksi jual pemodal. Perdagangan saham juga diwarnai aksi jual saham-saham Grup Bakrie menyusul respons negatif pasar atas rencana aksi korporasi, seperti reverse stock yang akan dilakukan Energy Mega Persada Tbk (ENRG) dan Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP).

Selama sepekan terakhir, IHSG terkoreksi 0,4 persen. Padahal, pada tiga pekan sebelumnya, indeks mencatatkan penguatan. Menurut David, sentimen pasar sepekan terakhir cenderung negatif karena kembali khawatir tentang rencana kenaikan tingkat bunga bank sentral Amerika Serikat (FFR) tahun ini yang diperkirakan sebanyak tiga kali. Kekhawatiran juga muncul akibat rencana Presiden Amerika Donald Trump menarik investasi masuk ke Amerika dengan memotong pajak korporasi dan memperbesar anggaran belanja pemerintah.

Simak: BEI Berencana Tambah Sektor Baru di Bursa Saham

David menambahkan, kekhawatiran pasar memicu pergerakan arus dana keluar dari emerging market. Sepekan terakhir penjualan bersih asing di pasar saham mencapai Rp 974,63 miliar.

Sementara dari domestik, pasar mengkhawatirkan terbatasnya ruang Bank Indonesia untuk menurunkan tingkat bunganya seiring dengan ekspektasi kenaikan inflasi domestik tahun ini. Pasar juga digerakkan dengan respons atas rilis laba 2016 sejumlah emiten sektoral yang tidak sesuai dengan perkiraan.

Sementara dari bursa asing, Wall Street akhir pekan lalu bergerak bervariasi ditutup tipis di teritori positif. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,02 persen dan 0,2 persen di 20.624,05 dan 2.351,16. Selama sepekan Wall Street melanjutkan tren bullish. Indeks DJIA dan S&P sepekan masing-masing menguat 1,7 persen dan 1,5 persen.

Pasar menyambut positif rencana Trump untuk menderegulasi sektor perbankan, pemotongan pajak korporasi, dan peningkatan belanja pemerintah. Data ekonomi Amerika yang keluar juga mengindikasikan pemulihan ekonomi terus berlanjut.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

6 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

10 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

11 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

13 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

13 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

13 hari lalu

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

13 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

16 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

19 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya