BI : Ekonomi Tahun Lalu Didorong Investasi Non Bangunan

Reporter

Editor

Abdul Malik

Kamis, 16 Februari 2017 23:01 WIB

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardoyo, membaca puisi dalam Pesta Rakyat Hari Pahlawan yang digelar Tempo dan BI di Museum Bank Indonesia, Kamis, 10 November 2016. (Tempochannel.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,02 persen pada 2016 disebabkan oleh menguatnya konsumsi rumah tangga serta membaiknya ekspor dan investasi. Konsumsi rumah tangga tumbuh karena daya beli terjaga dan inflasi terkendali.

"Kinerja ekspor juga menunjukkan perbaikan yang ditopang meningkatnya volume perdagangan serta harga komoditas seperti batu bara dan minyak sawit," kata Agus dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur di Kompleks BI, Jakarta, Kamis, 16 Februari 2017.

Baca : Bank Syariah Mandiri Bidik Penjualan Sukuk Ritel Rp750 M

Perbaikan investasi, menurut Agus, didorong oleh pertumbuhan investasi non bangunan dalam bentuk kendaraan dan peralatan lainnya. Sementara itu investasi bangunan mengalami perlambatan. "Hal itu sejalan dengan lebih rendahnya ekspansi fiskal," ujarnya.

Pertumbuhan ekonomi di Sumatera dan Jawa, kata Agus, meningkat. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia melambat. Pada 2017, BI memperkirakan ekonomi tumbuh di kisaran 5-5,4 persen. "Yang ditopang konsumsi swasta, konsumsi pemerintah, dan investasi. Ekspor juga diperkirakan meningkat," katanya.

Agus menambahkan, inflasi terkendali meski tertekan pada awal 2017. Inflasi indeks harga konsumen pada Januari sebesar 0,97 persen. "Kenaikan disumbangkan oleh komponen harga yang diatur pemerintah (administered price) dan kelompok inti. Inflasi volatile food rendah sejalan dengan koreksi harga beberapa komoditas pangan," ujarnya.

Baca : Laba Bersih Maybank Indonesia Melonjak 71 Persen

Inflasi administered price meningkat karena didorong oleh kenaikan biaya administrasi perpanjangan surat tanda nomor kendaraan (STNK), tarif listrik, dan bahan bakar khusus. Sementara itu, inflasi inti meningkat, sebesar 0,56 persen. "Ke depan, BI akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah dalam pengendalian inflasi."

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya