Kemenristekdikti Data Kebutuhan Jumlah Pekerja di Indonesia

Reporter

Rabu, 15 Februari 2017 16:44 WIB

Pencari kerja melihat daftar lowongan pekerjaan. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) akan berkolaborasi dengan kementerian terkait untuk mendata kebutuhan jumlah tenaga kerja di Indonesia.

Rencana tersebut merupakan tindak lanjut dari surat edaran Menristekdikti Nomor 2/M/SE/IX/2016 tentang Pendirian Perguruan Tinggi Baru dan Pembukaan Program Studi. Dalam beleid tersebut, Kemenristekdikti menyatakan moratorium pendirian perguruan tinggi baru mulai berlaku per 1 Januari 2017.

Baca: PLN Amankan Pasokan Listrik 101 Daerah di Pilkada Serentak


“Kementerian terkait misalnya Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Perindustrian bahkan tidak memiliki data yang akurat mengenai kebutuhan tenaga kerja di Indonesia. Berapa banyak jumlahnya, level pekerjaan seperti apa, data semacam ini kami tidak memiliki,” kata Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Kemenristekdikti Totok Prasetyo di Jakarta, Rabu, 15 Februari 2017.

Melalui moratorium, pihaknya terus melakukan evaluasi mulai dari kinerja atau prestasi perguruan tinggi terkait, hingga rasio jumlah mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi. Tidak menutup kemungkinan, dirinya mengungkapkan jumlah perguruan tinggi yang saat ini mencapai 4.455 menjadi berkurang.

Berdasarkan penilaian sementara, Totok menjelaskan jumlah perguruan tinggi tersebut terlalu banyak jika dibandingkan dengan populasi Indonesia yang mencapai 260 juta jiwa. Dari 4.455 perguruan tinggi yang ada, jumlah program studi sudah lebih dari 27.000.

Baca: Pengembang Ini Kasih Diskon Rp 101 Juta Karena Pilkada


Sayangnya, hanya 35 persen perguruan tinggi yang memiliki program studi Science, Technology, Engineering, and Mathematic (STEM). Untuk mengakomodasi hal tersebut, moratoriumtersebut mengecualikan perguruan tinggi baru dengan program studi STEM dan vokasi.


“Dari 4.455 perguruan tinggi di Indonesia, hanya 1.125 saja yang terakreditasi secara institusi dan hanya 50 institusi yang memiliki akreditasi A,” ucapnya.


Selain ketimpangan antara kualitas dan kuantitas perguruan tinggi, Indonesia juga mengalami mismatch antara kebutuhan industri dengan perguruan tinggi. Alhasil, banyak lulusan sarjana di Indonesia yang bekerja tidak sesuai dengan keahliannya.


Advertising
Advertising

“Saya baru saja mengikuti ‘The 1st Indonesia- Netherlands Joint Working Group (JWG) on Higher Education and Science (HES)’ dan mengetahui bahwa di Belanda, perguruan tinggi dan industri memiliki hubungan yang erat,” ujarnya.

Dengan adanya hubungan yang erat antara industri dan perguruan tinggi, Totok mengatakan perguruan tinggi akan menyesuaikan eksistensinya dengan kebutuhan tenaga kerja sehingga lulusannya memiliki arah yang jelas dalam karirnya.


BISNIS.COM

Berita terkait

Kemenko PMK Soroti Kurangnya Bidang Riset dalam Industri Elektronik Indonesia

23 jam lalu

Kemenko PMK Soroti Kurangnya Bidang Riset dalam Industri Elektronik Indonesia

Kemenko PMK menyebutkan, serapan kerja di industri elektronik Indonesia masih rendah, terutama di bidang riset.

Baca Selengkapnya

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

4 hari lalu

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

Dubes Jerman untuk Indonesia menjelaskan tentang UU terbaru yang diterapkan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di Jerman.

Baca Selengkapnya

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

5 hari lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepeda Motor Listrik Yadea Teknologi Indonesia di Karawang Bakal Serap 3.000 Tenaga Kerja

6 hari lalu

Pabrik Sepeda Motor Listrik Yadea Teknologi Indonesia di Karawang Bakal Serap 3.000 Tenaga Kerja

Pabrik sepeda motor listrik PT Yadea Teknologi Indonesia mulai dibangun di Kawasan Industri Suryacipta Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

19 hari lalu

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

26 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

53 hari lalu

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI

Baca Selengkapnya

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

54 hari lalu

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

56 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

58 hari lalu

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

Pertumbuhan ekonomi RI tidak diikuti penyerapan kerja yang optimal.

Baca Selengkapnya