Ini Instruksi Kemenhub kepada Nahkoba Hadapi Cuaca Ekstrem
Editor
Abdul Malik
Rabu, 15 Februari 2017 08:42 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Tonny Budiono meginstruksikan operator kapal, khususnya nahkoda memantau kondisi cuaca sekurang-kurangnya enam jam sebelum kapal berlayar. Instruksi itu sejalan dengan Maklumat Pelayaran Nomor 21/II/DN.17 yang dikeluarkan Kemenhub bagi para Kepala Syahbandar dan para Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT), untuk menghadapi cuaca ekstrim dan gelombang tinggi di perairan Indonesia.
Tonny meminta nahkoda membawa kapal berlindung di tempat yang aman, bila dihantam cuaca buruk. Nahkoda pun diminta segera melaporkan situasi kepada Syahbandar dan Stasiun Radio Pantai (SROP) terdekat terkait posisi kapal dan kondisi cuaca di sekitar.
Baca: Freeport Sudah Bisa Ekspor Konsentrat Lagi
"Dan apabila terjadi kecelakaan di laut, maka Kepala SROP dan nakhoda kapal harus segera berkoordinasi dengan Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP). Selanjutnya dapat dilaporkan kepada Pos Komando Pengendalian dan Operasional (Poskodalops) serta Kantor Pusat Ditjen Perhubungan Laut," kata Tonny, dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu, 15 Februari 2017.
Lewat maklumat pelayaran baru tersebut, Kemenhub memerintahkan Kepala PLP dan Kepala Distrik Navigasi selalu menyiagakan kapal-kapal patroli, untuk dapat segera memberikan pertolongan jika terjadi kecelakaan. "Selama pelayaran di laut pun, nakhoda wajib melakukan pemantauan kondisi cuaca setiap enam jam dan melaporkannya kepada Stasiun Radio Pantai (SROP) terdekat," tutur Tonny.
Maklumat pelayaran itu dikeluarkan usai peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofosika (BMKG), mengenai prediksi cuaca ekstrem pada 12 hingga 18 Februari 2017.
Baca: Ini Kendala Proyek Kereta Api di Kalimantan Tengah
BMKG memprediksi munculnya gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter di laut. Selain itu prediksi hujan lebat disertai angin kencang dan petir di sejumlah wilayah, antara lain Perairan Sabang, Perairan Bengkulu dan Pulau Enggano, Perairan Barat Lampung, Perairan Timur Kepulauan Riau dan Lingga, Laut Natuna, Perairan Kepulauan Natuna dan Anambas.
Cuaca yang sama diperkirakan terjadi juga di Selat Sunda Bagian Selatan, Perairan Selatan Pulau Jawa, dan Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud.
BMKG memprediksi gelombang tinggi di Perairan Bitung-Manado, Perairan Kepulauan Halmahera, Laut Arafura, Laut Timor, Perairan Sorong, Perairan Manokwari dan Perairan Kepulauan Sula.
YOHANES PASKALIS