2017, Agus Marto: Defisit Transaksi Berjalan Akan Membesar

Rabu, 8 Februari 2017 17:24 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memperkirakan defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun 2017 ini akan membesar dibandingkan kondisi saat ini yang cukup rendah berada di bawah US$ 17 miliar.

“Mungkin tahun ini akan meningkat defisitnya menjadi US$ 22-23 miliar," ujarnya saat ditemui usai Mandiri Investment Forum 2017 di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 8 Februari 2017.


Baca: Tol Jakarta-Cikampek II Elevated Dibangun Maret


Selama tahun lalu, Agus menyebutkan, neraca pembayaran Indonesia pada 2016 mencatatkan kinerja yang sangat positif. Tahun lalu, neraca pembayaran mengalami surplus sebanyak US$ 12 miliar setelah pada tahun sebelumnya mengalami minus sebesar US$ 1 miliar.

"Kuartal IV, transaksi berjalan kita memegang rekor karena turun ke 0,8 persen dari produk domestik bruto (PDB). Dengan capaian tersebut, sepanjang 2016, transaksi berjalan ada di level 1,8 persen dari PDB," kata Agus.

Defisit transaksi berjalan yang diprediksi akan membesar pada 2017, menurut Agus, harus diantisipasi pemerintah. Meningkatnya defisit transaksi berjalan tersebut membuat transaksi berjalan yang saat ini berada di level 1,8 persen dari PDB diperkirakan akan meningkat menjadi 2,4 persen dari PDB. "Tapi secara umum masih di bawah 2,5 persen dari PDB. Itu adalah level yang kita bisa terima dan sehat," tuturnya.

Walaupun terdapat tantangan dari sisi transaksi berjalan, Agus mengatakan, neraca pembayaran didukung oleh adanya financial account yang memiliki komponen utama portfolio dan foreign direct investment. "Kami lihat cukup seimbang. Swasta akan mulai investasi tapi portfolio akan terus mengalir," katanya.

Hingga awal Februari ini, menurut Agus, sudah terdapat dana lebih dari Rp 24 triliun yang masuk ke Indonesia. Agus pun menilai, peluang meningkatnya investasi, khususnya dari swasta, cukup besar. "Peran konsumsi swasta cukup baik, tapi investasi tidak tinggi. Pada 2017, ekonomi dunia membaik. Ini akan nenjadu peluang bagi swasta," ujarnya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

6 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

8 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

12 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

3 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya