Cadangan Devisa Cina Anjlok, Ini Bahayanya

Reporter

Rabu, 8 Februari 2017 09:52 WIB

AP Photo/Kin Cheung

TEMPO.CO, Jakarta – Cina mencatat penurunan cadangan devisa hingga US$ 2,99 triliun pada akhir Januari 2017. Cadangan devisa Cina saat ini menjadi yang terendah sejak 2011.

Baca: 2019, Tarif Pajak Penghasilan Diprediksi Turun

Penurunan tersebut melampaui perkiraan sejumlah ekonom global, yang menaksir devisa Cina hanya melorot ke angka US$ 3 triliun. Analis perekonomian Cina dari Capital Economics, Julian Evans Pritchard, mengatakan jumlah devisa Cina saat ini bakal mempengaruhi kondisi psikologis pasar. “Penurunan ini akan berlanjut ke debat tentang sejauh mana bank sentral Cina melanjutkan intervensinya untuk memperkuat kurs yuan,” ujar Pritchard, seperti dikutip dari Financial Review.

Penurunan ini ditanggapi santai oleh Badan Administrasi Devisa Cina. “Fluktuasi cadangan devisa itu hal yang normal. Jangan terlalu berfokus pada ambang psikologis.”

Kebijakan intervensi sebenarnya telah dilakukan bank sentral sejak tahun lalu. Tapi yuan justru melemah hingga 6,5 persen terhadap dolar Amerika Serikat tahun lalu. Koreksi kurs itu adalah yang terburuk dalam 20 tahun terakhir.

Baca: Indonesia Eximbank Akan Terbitkan Surat Utang Rp 14 Triliun

Merosotnya cadangan devisa, menurut Pritchard, bisa memperlambat investasi Cina di negara lain. Tahun lalu saja, pengusaha swasta Cina gagal mengegolkan kontrak US$ 75 miliar yang rencananya digunakan untuk mengakuisisi aset-aset di Eropa dan Amerika Serikat. Sekitar 10 transaksi senilai US$ 58,5 miliar yang batal berasal dari AS. Sisanya adalah 20 transaksi akuisisi di Uni Eropa senilai US$ 16,3 miliar.

Penurunan tersebut sebenarnya sudah diperkirakan oleh riset konsultan bisnis Rhodium pada 2015. Ketika pemerintah Cina mengumumkan kebijakan intervensi, jumlah transaksi yang dibatalkan langsung mencapai US$ 10 miliar.

Baca: 2017, Harga Bijih Besi Diprediksi Naik 11,3 Persen

Karena kebijakan itu, sejumlah pengusaha aset di Eropa dan AS menjadi lebih waspada terhadap transaksi jumbo yang ditawarkan pebisnis Cina. “Pengusaha Cina saat ini lebih profesional. Sayangnya, pebisnis aset lebih memprioritaskan pembeli di luar Cina karena kebijakan pemerintahnya,” ujar salah seorang pengusaha aset, seperti dikutip dari CNBC, kemarin.

Dana Moneter Internasional memperkirakan, jika tidak ada terobosan, cadangan devisa Cina tergerus ke angka US$ 1,8 miliar dalam jangka panjang. Hal tersebut dipengaruhi oleh keluarnya duit ke luar negeri, kecenderungan global, dan kebijakan pengawasan arus modal.

ROBBY IRFANY | REUTERS



Berita terkait

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

17 menit lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

1 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

16 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

20 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

21 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

22 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya