Sri Mulyani Harapkan Ekspor Tumbuh Positif pada 2017

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 7 Februari 2017 23:00 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama (kiri kanan) Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad, Gubernur BI Agus Martowardojo dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah pada rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kementerian Keuangan, Jakarta, 3 Februari 2017. Sri Mulyani menyatakan, berdasarkan hasil rapat, KSSK menyimpulkan kondisi stabilitas sistem keuangan triwulan IV 2016 dalam kondisi normal. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengharapkan sektor ekspor bisa tumbuh positif di 2017 sehingga bisa memberikan kontribusi yang optimal terhadap pertumbuhan ekonomi.

"Saya berharap 2017 keseluruhan, tidak hanya di triwulan satu, momentum ekspor itu terjaga," kata Sri Mulyani di Jakarta, Selasa, (7 Februari 2017).

Sri Mulyani mengatakan saat ini kinerja ekspor telah memperlihatkan pertumbuhan yang positif karena pada triwulan IV-2016 bisa tumbuh 4,24 persen (yoy), setelah sebelumnya selalu mengalami kontraksi.

Untuk itu, ia meminta adanya upaya memperkuat sektor ekspor guna menjaga momentum positif yang telah terjalin, salah satunya dengan memperdalam pasar di kawasan Asia Tenggara.

"Kalau dari sesama negara ASEAN sebagai destinasi ekspor itu cukup memberikan confidence, karena negara seperti Myanmar dan Vietnam saat ini mereka tumbuh cukup tinggi," katanya.

Selain itu, Sri Mulyani juga meminta upaya untuk mengincar peluang dari pemulihan negara mitra dagang Indonesia, yang sebelumnya sempat mengalami kelesuan ekonomi, seperti Tiongkok dan Jepang.

"Dari destinasi pasar di Asia, seperti India, Tiongkok, Jepang juga memiliki positif momentum. Di luar itu, Amerika Serikat dan Eropa masih punya dinamika yang kita semua tahu," katanya.

Sementara itu, Ekonom Chatib Basri menambahkan kinerja ekspor relatif baik pada triwulan IV-2016 karena adanya kenaikan harga komoditas global serta pemulihan ekonomi negara maju yang telah meningkatkan permintaan.

Namun, ia mengingatkan apabila Presiden AS Donald Trump benar-benar melaksanakan kebijakan proteksionisme, hal itu bisa berpengaruh ke Tiongkok, yang saat ini merupakan mitra dagang terbesar Indonesia.

Untuk itu, Chatib menyetujui ide bahwa Indonesia harus memperkuat ekspor ke kawasan Asia Tenggara, apalagi biaya logistik yang diperlukan tidak terlalu besar dan tarif yang berlaku sudah nol karena adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN.

"Pasar yang relatif tinggi itu di Asia, jadi arah pasar ekspor harus ke Asia, terutama ASEAN. Saat ini, logistik kita ke Thailand lebih murah daripada ke Sulawesi atau Papua. Jadi pengusaha kita harus berpikir, pasar Asia harus dijadikan target," ujar mantan Kepala BKPM ini.

Sebelumnya, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi pada 2016 sebesar 5,02 persen yang dominan didukung oleh konsumsi lembaga non-profit melayani rumah tangga, konsumsi rumah tangga maupun pembentukan modal tetap bruto.

Namun, konsumsi pemerintah, ekspor maupun impor sepanjang 2016 masih mengalami kontraksi dan tumbuh negatif, sehingga tidak bisa memberikan kontribusi maksimal kepada perekonomian nasional.

Sektor ekspor nasional pada 2016 tercatat tumbuh negatif 1,74 persen, meski pada triwulan IV-2016 sempat terjadi perbaikan kinerja dengan peningkatan laju sebesar 4,24 persen.

Ekspor barang dan jasa merupakan komponen terbesar ketiga dalam distribusi PDB, setelah konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto, dengan kontribusi mencapai 19,08 persen.

ANTARA

Berita terkait

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

6 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

7 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

16 November 2023

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

Fajar Hirawan mengatakan kinerja perdagangan ekspor dan impor yang menurun atau terkontraksi pada Oktober 2023 terjadi akibat fenomena global.

Baca Selengkapnya

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

15 November 2023

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

Coldplay akan menyelenggarakan konser perdananya pada hari ini. Kehebohan warganet menjelang hari H terlihat di media massa sejak beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

15 November 2023

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

Dua unit vertikal Bea Cukai, yakni Bea Cukai Jayapura dan Bea Cukai Labuan Bajo bantu pelaku UMKM realisasikan ekspor produk unggulannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

26 September 2023

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

Jokowi melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 membentuk Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional.

Baca Selengkapnya

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

11 Januari 2023

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

Nilai ekspor Indonesia pada 2022 tumbuh 29,4 persen dengan nilai US$ 268 miliar atau sekitar Rp 4.144 triliun. Beberapa komoditas seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.

Baca Selengkapnya

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

20 Desember 2022

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

Sri Mulyani mengatakan sepanjang Januari sampai November pertumbuhan ekspor Indonesia ada di 28,2 persen.

Baca Selengkapnya

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

17 Oktober 2022

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

BPS mencatat ekspor Indonesia pada September 2022 sebesar US$ 24,8 miliar.

Baca Selengkapnya

Bulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen

15 Juni 2022

Bulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen

Secara akumulatif Januari hingga Mei 2022, ekspor pertanian juga mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya