Direktur BEI Tito Sulistio, Menteri PPN Bambang Brodjonegoro, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Nurhaida, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi, dan Pemimpin Redaksi Tempo TV Wahyu Muryadi mengikuti seminar KSEI di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis, 15 Desember 2016. Tempo/Vindry Florentin
TEMPO.CO, Jakarta - Sepanjang tahun lalu, jumlah investor yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) tumbuh hingga 108 persen.
Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi menuturkan sepanjang 2016, jumlah investor yang tercatat di KSEI tumbuh hingga 108 persen. Sebagian besar pertumbuhan tersebut didorong oleh sistem S-Invest yang diaplikasikan pertengahan tahun lalu. Adapun, per Desember 2015, jumlah investor di KSEI tercatat 434.107 investor.
“Tahun lalu itu tumbuh hingga di atas 100 persen ya hingga 903.000 investor. Untuk per 31 Januari, jumlah investor yang tercatat di KSEI itu sudah 915.000 investor,” katanya saat, Senin 6 Februari 2017.
Menurut dia, salah satu pendorong peningkatan jumlah investor adalah direalisasikannya sistem S-Invest. S-Invest memang baru dioperasikan sejak akhir Agustus 2016. Sistem besutan Korea Securities Depository ini merangkum seluruh aktivitas industri reksa dana, mulai dari jumlah investor, jumlah produk, dana kelolaan manajer investasi, transaksi di agen penjual, hingga settlement di bank kustodian.
Data S-Invest mencerminkan jumlah investor yang sesungguhnya, lantaran sistem ini dibuat untuk menghindari duplikasi identitas investor kendati berinvestasi pada berbagai produk dan bertransaksi lewat berbagai agen penjual.
Sementara, untuk target jumlah investor 2017, pihaknya belum bisa memprediksinya. Yang pasti, diharapkan, jumlah akan terus bertambah seiring dengan diaplikasikannya sejumlah inovasi baru tahun ini.
Adapun, total aset yang tercatat di KSEI saat ini mencapai Rp3.500 triliun. Sebaran investor paling besar ada di Jakarta dengan 34 persen. Bila dilihat keseluruhan, sebanyak 77 persen berada di Pulau Jawa, disusul oleh Kalimantan, Bali, dan Papua.
Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat
1 hari lalu
Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.