BI: Sistem VRT Tidak untuk Turunkan Suku Bunga Kredit  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Senin, 6 Februari 2017 18:25 WIB

TEMPO/Wahyu Setiawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Dody Zulverdi mengatakan perubahan sistem operasi pasar terbuka dari fixed rate tender (FRT/lelang suku bunga tetap) menjadi variable rate tender (VRT/lelang suku bunga bergerak) tidak bertujuan untuk menurunkan suku bunga kredit.

Menurut dia, suku bunga kredit perbankan tak kunjung turun karena perbankan masih sibuk melakukan penyesuaian resiko, memperbaiki kredit bermasalah atau non performing loan (NPL), dan melihat potensi peningkatan permintaan kredit dari pasar kepada perbankan.

"Kalau demand masih lambat, ruang bagi bank untuk meningkatkan ekspansi volume kredit, yakni dengan menurunkan suku bunga kredit, sedikit. Ditambah, tahun lalu, bank masih sibuk memperbaiki NPL. NPL relatif masih tinggi," kata Dody di Kompleks BI, Jakarta, Senin, 6 Februari 2017.

Baca: BI Ubah Sistem Penentuan Bunga Jadi Variable Rate Tender

Dody menegaskan, perubahan sistem lelang dari FRT menjadi VRT tidak dalam konteks untuk mempercepat penurunan suku bunga kredit perbankan. "Ini lebih bagaimana kami bisa lebih mudah mengelola likuiditas. Pada saat yang sama, kami lebih mudah membaca situasi likuiditas sehingga bisa direspons."

Menurut Dody, apabila hasil lelang mengindikasikan likuiditas perbankan ketat, BI akan merespons salah satunya dengan injeksi likuiditas. "Kalau hasil lelang menunjukkan dana melimpah dan suku bunga turun melampaui stance BI, kami akan upayakan supaya tidak berlebih," ujarnya.

Baca: BPS Beberkan Kondisi Ekonomi Konsumen Kuartal IV 2016

Hal itu, kata Dody, diperlukan agar kredibilitas suku bunga acuan BI atau 7-Days Repo Rate bisa terjaga. Suku bunga tersebut harus bisa dibaca dengan baik oleh pasar, khususnya perbankan. "Kalau BI bilang berkisar 4,75 persen, ya kami ingin di sana. Kami harus jaga, salah satunya dengan VRT," kata Dody.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

14 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

18 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya