BI : Sistem Suku Bunga Bergerak Perkuat Likuiditas Perbankan

Reporter

Editor

Abdul Malik

Senin, 6 Februari 2017 17:58 WIB

Gedung Bank Indonesia. REUTERS/Iqro Rinaldi

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Dody Zulverdi, menyatakan perubahan sistem operasi pasar terbuka dari fixed rate tender (FRT) atau lelang suku bunga tetap menjadi variable rate tender (VRT) atau lelang suku bunga bergerak bertujuan untuk memperkuat pengelolaan likuiditas perbankan. “Sebenarnya, FRT itu belum ideal. Di banyak negara, kalau bank sentral ingin lebih efektif mengendalikan likuiditas di perbankan atau di pasar keuangan, mereka kebanyakan memakai VRT," kata Dody dalam konferensi pers di Kompleks BI, Jakarta, Senin, 6 Februari 2017.

Menurut Dody, dengan sistem VRT, BI bisa mendapatkan informasi dari bank mengenai kondisi likuiditasnya. "Misalnya Bank A, dia sangat longgar. Saking longgarnya, dia berani taruh di BI dengan suku bunga yang lebih rendah dari sebelumnya. Kita bisa lihat, kalau banyak bank yang seperti itu, berarti bank-bank lebih longgar likuiditasnya," tuturnya.

Baca : BI Ubah Sistem Penentuan Bunga Jadi Variable Rate Tender

Namun, ketika likuiditas perbankan sedang ketat, misalnya menjelang hari raya Idul Fitri atau periode pembayaran pajak, bank akan memberikan tawaran suku bunga yang tinggi. "Sesuai dengan kondisi likuiditas mereka. Kalau FRT, kita tidak akan tahu kondisi likuiditas bank sedang ketat atau longgar karena harganya cuma satu," ujar Dody.

Dengan adanya informasi mengenai likuditas perbankan, Dody berujar, BI bisa segera memberikan respons. Jika likuditas perbankan ketat, BI akan memperlonggar kebijakannya. "Sebaliknya, kalau sangat longgar dan tidak sesuai stance moneter BI, kami akan sedikit perketat. Jadi, tujuannya bukan untuk mengubah suku bunga kebijakan."

Baca : BPS Beberkan Kondisi Ekonomi Konsumen Kuartal IV 2016

Dody menegaskan, walaupun suku bunga hasil VRT akan bervariasi sesuai dengan penawaran bank, hal tersebut tidak mencerminkan adanya perubahan kebijakan suku bunga 7-Days Repo Rate oleh BI. "Jadi, BI tidak mengarahkan suku bunganya. Ini semata-mata merupakan cerminan dari kondisi likuiditas hari itu," tutur Dody.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya