BI: Kebijakan Ekonomi Trump Tak Banyak Berdampak ke Indonesia

Reporter

Selasa, 31 Januari 2017 14:59 WIB

Presiden AS, Donald Trump menghadiri upacara pelantikan Sekretaris Pertahanan James Mattis di Pentagon, Washington, AS, 27 Januari 2017. REUTERS/Carlos Barria

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memprediksi kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump tak akan banyak berdampak ke Indonesia. Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung menuturkan pihaknya terus mengamati perkembangan kebijakan fiskal dan perdagangan Amerika ke depan.

Baca: Saham-saham Perusahaan AS Anjlok Menjelang Pertemuan The Fed

"Jika benar fiskal akan lebih agresif dan ekspansif lalu perdagangan lebih proteksionis, maka itu adalah resep untuk penguatan dolar," ujar Juda, dalam Seminar Indonesia Economic Outlook, di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa, 31 Januari 2017.

Juda berujar kabar baik sebagai antisipasi hal itu adalah harga komoditas ekspor yang mulai melonjak signifikan sejak akhir tahun lalu. "Ini peluang, tapi apakah ini sustainable? Jadi masih banyak perdebatan," katanya.

Baca: Dolar AS Melemah Tertekan Data Ekonomi

Selanjutnya, dari sisi pertumbuhan ekonomi global, Juda memperkirakan akan lebih baik dari tahun lalu, yaitu meningkat dari 3,1 persen (yoy) ke 3,4 persen (yoy). Dari dalam negeri, kondisi sektor korporasi dan perbankan juga sudah mulai pulih.

"NPL sudah mencapai puncaknya kemarin, sehingga supply dan demand kredit harusnya lebih baik tahun ini."

Sektor investasi dan konsumsi juga diprediksi membaik seiring dengan meningkatnya harga komoditas. Dari sisi fiskal, tahun ini, kata Juda, adalah masa recovery atau pemulihan, setelah tahun lalu adalah masa konsolidasi. "Tahun ini fiskal lebih baik karena lebih realistis jadi tidak harus cut spending seperti kemarin."

Baca: BI Antisipasi Kenaikan Sementara Harga Komoditas Ekspor

Sedangkan terkait dengan rencana Bank Sentral Amerika menaikkan suku bunga acuan (Fed Funds Rate), Juda memperkirakan paling cepat baru akan terjadi pada Juni nanti.

Kenaikannya pun diperkirakan hanya terjadi dua kali tahun ini, dan masing-masing hanya sekitar 25 basis poin (bps). "Masih uncertainty, tapi, menurut kami, dua kali masih cukup memadai tahun ini dan," kata dia. BI pun telah mengantisipasi implikasi kebijakan itu pada nilai tukar. "Respons kebijakan kami masih memadai."

Terlebih, dari sisi konsumen, menurut Juda, Indonesia masih paling percaya diri dibandingkan konsumen lain di ASEAN. "Short term indicator penjualan mobil trennya masih naik, produsen juga terdorong dengan perbaikan harga," ujarnya.

Sehingga secara keseluruhan, Juda mengatakan Indonesia telah cukup siap mengantisipasi. "Kebijakan Trump less affected ke kita dibandingkan negara lain."

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

18 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

20 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

1 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

3 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya