Saham-saham Perusahaan AS Anjlok Jelang Pertemuan The Fed

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 31 Januari 2017 10:24 WIB

Janet Yellen berada di posisi kedua daftar perempuan paling berpengaruh di dunia versi Forbes. Janet adalah wanita pertama yang mengepalai bank sentral paling berpengaruk di dunia, Federal Reserve. REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, New York - Saham-saham Amerika Serikat berakhir lebih rendah pada perdagangan Senin sore, 30 Januari 2017 waktu New York (Selasa pagi WIB). Penurunan itu karena para pelaku pasar di bursa Wall Street menunggu hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), Bank Sentral AS (Federal Reserve) dalam dua hari, Selasa-Rabu waktu setempat.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 122,65 poin atau 0,61 persen menjadi 19.971. Sementara itu, indeks S&P 500 merosot 13,79 poin atau 0,6 persen menjadi 2.280, dan indeks komposit Nasdaq berkurang 47,07 poin atau 0,83 persen menjadi 5.613.

Baca: Pembatasan Imigran Trump Pukul Bursa Saham Global

Pada pertemuan The Fed Desember lalu, bank sentral Amerika Serikat (AS) itu menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dari sebelumnya 0,25-0,5 persen menjadi 05,075 persen. Peningkatan tersebut didorong ekspansi ekonomi, penguatan pasar tenaga kerja, dan peningkatan inflasi. The Fed memprediksi ekonomi AS tumbuh di atas 2 persen tahun ini. Sepanjang 2017, para analis memperkirakan The Fed bakal menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali atau sebesar 75 basis poin.

Meski begitu, sebagian besar analis percaya bahwa Fed tidak akan menaikkan suku pada pertemuan pertama tahun ini tersebut. Namun pelaku pasar tetapi mewaspadai hasil pertemuan The Fed untuk menjadi acuan lebih lanjut tentang waktu kenaikan suku bunga berikutnya.

Baca: IHSG Menguat 8,71 Poin

Departemen Perdagangan AS, mengumumkan bahwa angka pendapatan pribadi AS pada Desember 2016 meningkat US$ 50,2 miliar atau naik hanya 0,3 persen di bawah prediksi para analis. Pada Desember, pendapatan pribadi yang siap dibelanjakan (disposable personal income) meningkat US$ 43,6 miliar atau 0,3 persen dan pengeluaran konsumsi pribadi meningkat US$ 63,1 miliar atau 0,5 persen.

"Pembelian mobil terus meningkatkan konsumsi di bulan terakhir 2016, karena pengeluaran didorong oleh insentif abnormal para agen. Pola konsumsi November atau Desember memberikan sedikit kejelasan tentang momentum ke kuartal pertama 2017," kata Sophia Kearney-Lederman, seorang analis ekonomi dari FTN Financial.

ANTARA

Berita terkait

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

5 hari lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

14 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

19 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

AS akan Jatuhkan Sanksi Baru kepada Iran atas Serangan terhadap Israel

24 hari lalu

AS akan Jatuhkan Sanksi Baru kepada Iran atas Serangan terhadap Israel

Departemen Keuangan Amerika Serikat mengungkap rencana menjatuhkan sanksi baru kepada Iran.

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

51 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Menteri Keuangan AS Umumkan Sanksi terhadap 15 Warga Meksiko Penyelundup Fentanil

7 Desember 2023

Menteri Keuangan AS Umumkan Sanksi terhadap 15 Warga Meksiko Penyelundup Fentanil

Pemerintahan Biden mengumumkan sanksi dan dakwaan baru terhadap warga Meksiko dalam upaya mengekang aliran fentanil ke AS.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya